suaramaluku.com – Setelah lama tidak dengar kabarnya, mantan sprinter Indonesia asal Tual Maluku, Agus Ngamel angkat bicara tentang peluang siapakah yang akan jadi “raja” dan “ratu” cabang atletik khususnya nomor lari jarak pendek (sprint) di atena PON XX 2021 Papua.
Untuk diketahui, istilah raja dan ratu di dunia atletik sidah lasim disebut bagi sprinter putra dan putri yang juara di nomor 100 dan 200 meter. Istilah populer lain yaitu manusia tercepat.
Agus Ngamel kepada suaramaluku.com dan satumaluku.id yang menghubunginya di Jakarta, Selasa (28/9/2021), menyampaikan pendapatnya soal persaingan di nomor lari 100 dan 200 meter PON Papua.
“Sesuai data waktu di Olimpiade Tokyo, nomor 100 meter jelas bisa milik Lalu Muhamad Zohri dari Nusa Tenggara Barat (NTB). Tak ada pelari lain dekati waktu dia. Yang ramai itu di 100 meter putri,” ungkap peraih medali emas 100 dan 200 meter untuk Maluku di PON 1996 Jakarta ini.
Menurutnya, di Olimpiade Tokyo yang baru berakhir, Lalu kalau tidak keliru mencatat waktu 10.26 detik. “Itu sangat sulit dilampaui sprinter lain saat ini di Indonesia,” kata Agus yang jadi pelatih di Pelatnas dan kini ditugaskan sebagai Manager Pelatnas Atletik di Jakarta.
Jadi, lanjutnya, Lalu M. Zohri hampir pasti tidak ada pesaing berat yang berarti. Sedangkan untuk 100 meter putri, bertolak dari hasil d Olimpiade Tokyo, posisi sprinter Maluku yakni Alvin Tehupeiory masih seru persaingannya nanti.
Agus yang mengalahkan sprinter legendaris Indonesia Mardi Lestari di PON 1996, mengatakan, Alvin Tehupeiory berpeluang besar raih emas 100 meter bila dia bisa dekati waktu terbaiknya 11,64 detik.
‘Sebab kalau patokan hasil Alvin di Olimpiade dengan waktu 11.89 detik, catatan itu masih belum aman. Persaingan pasti ketat dengan pelari dari DKI dan Jawa Barat,” jelasnya.
Sebagai pelatih di Pelatnas, ia lantas mengungkapkan perbandingan data waktu pesaing Alvin di PON XX.
Catatan waktu terbaik Alvin yaitu 11,64 detik di Kejurnas, kemudian di Olimpiade Tokyo 11,89 detik. “Waktunya menurun karena Alvin sempat sakit dan dua minggu isolasi lantaran wabah Covid,” ujarnya.
Sedangkan pesaing terdekat Alvin adalah Jeany (DKI) 11.90 detik, Tyas (Jabar) 11.92, Erna ( Jabar) 12.03, Lusi (Sumbar) 12.06, Hasruni (Bengkulu) 12.06, Liviana (Jateng) 12.07 dan Serafi (Jatim) terakhir datanya 12,14 detik.
“Kalau bicara data. Alvin di atas kertas berpeluang besar rebut emas 100 meter. Bila tidak ada kendala non teknis ya. Sedangkan pada nomor 200 meter, itu spesialisasi nya Alvin. Jadi bisa dia rebut juga emasnya,” beber Agus.
Ia menambahkan, bila Alvin menjaga kondisi dan performanya, maka Maluku bisa meraih dua medali emas darinya. Sedangkan soal Alvin juga turun di nomor 400 meter gawang, ia kurang tahu persis.
“Iya. Saya dapat info Alvin juga turun di 400 meter gawang. Tapi pelatih di Pelatnas tidak terlalu fokuskan dia di nomor itu. Saya berharap Alvin sukses di PON nanti,” tutur Agus, yang ikut kursus pelatih di Mainz Jerman tahun 2008-2009.
Agus Ngamel dan rekannya Irene Joseph pernah tampil mengejutkan di arena atletik PON 1996 Jakarta. Dibawah asuhan pelatih Julius Toisuta, keduanya yang masih muda belia tampil sebagai juara nomor 100 meter putra putri. Mengalahkan dua atlet senior Indonesia, Mardi Lestari (Sumut) dan Henny Maspaitella (Jatim). (novi pinontoan)