suaramaluku.com – Para pengguna media sosial di Maluku mayoritas bereaksi negatif soal pernyataan Ketua DPRD Maluku Lucky Wattimury yang menyebut atlit peraih medali emas, perak, ataupun perunggu di PON XX Papua, akan mendapat bonus (stimulus) karena sudah dianggarkan dalam APBD Perubahan Tahun Anggaran 2021.
Mereka heran, mengapa baru dirilis setelah kontingen PON Maluku sudah berangkat ke Papua. Bahkan saat sejumlah atlit sudah bertanding.
Idealnya, soal bonus atau stimulus itu diumumkan lebih awal sebagai gimmick bagi atlit memacu prestasi.
“Anggaran itu ada angkanya… kenapa tidak sebut angkanya ya.. emas berapa… perak dan perunggu berapa… itu kan medalinya… walawalawala babunyi anggaran tapi rinciaan besaran tak ada… ini yg dong deng dong baribot tuh bahas APBD Perubahan sehari,” tulis akun Bartho Diaz, admin salah satu group facebook dengan seratusan ribu anggota.
Seperti diberitakan sebelumnya, Ketua DPRD Maluku Lucky Wattimury memastikan pemerintah provinsi dan DPRD Maluku telah menganggarkan bonus untuk atlet-atlet Maluku yang meraih medali di PON Papua.
Menurut Lucky Wattimury, bonus atau stimulus bagi atlet berprestasi PON Papua masuk dalam APBD Perubahan Tahun 2021, sehingga langsung akan diberikan setelah PON Papua selesai. (Baca: Bonus Atlit Maluku Peraih Medali Sudah Dianggarkan, Wattimury: Dibayar Usai PON Papua)
Namun begitu Wattimury sama sekali tidak menyebut berapa anggaran yang disiapkan untuk peraih medali.
Hal sama juga dilakukan Gubernur Maluku Murad Ismail saat melepas kontingan PON Maluku. Dia juga tidak menyinggung soal bonus untuk atlit peraih medali PON Papua. (Baca: Gubernur Maluku Lepas Kontingen Maluku Secara Virtual, Tak Ada Kepastian Bonus Atlet dan Pelatih)
Akun Ongen Rumalowak juga memberi respons, “Lagu lama…kaset baru… Nnt terakhir akang kejadian kaya taon2 sebelumnya… Atlit su pulang bawa medali tapi tar gubris dengan apa yg di janjikan… Sampe ada aksi dri para atlit dan viral baru dong mau bagara…apakah B sandiri yg kaget atau bgm…kalo salah mohon di koreksi…baru pernah kejadian di republik ini kontingen su bertanding stenga perjalanan baru bonus di tetapkan…harus nya jauh2 hari bapak2 yg terhormat dong eee…miriiis.”
Belakangan ini, masalah kesejahteraan dan penghargaan terhadap atlet Maluku berprestasi memang sedang menjadi sorotan banyak netizen. Pasalnya, banyak anak-anak Maluku berprestasi lebih memilih membela daerah lain di PON Papua.
Mereka menilai fenomena ini terjadi karena perhatian pemerintah dan DPRD terhadap kesejahteraan atlet-atlet beprestasi tidak nyata seperti daerah lain (Baca: 3 Kali Bela Maluku di PON, 2 Kali Raih Emas; Yamin Rahayaan Masih Kerja Serabutan). * (m-15)