suaramaluku.com – Gelaran PON XX 2021 Papua akan berakhir.ditandai rencana penutupannya oleh Wapres KH Maruf Amin, Kamis (14/10/2021). Puluhan cabang olahraga (cabor) sudah selesai dipertandingkan dan hanya tersisa dua atau cabang saja yang hendak selesaikan babak final.
Namun catatan ini fokus khusus untuk kiprah kontingen Maluku di arena akbar itu. Faktanya masih bertumpu harapan hanya pada lima cabor saja yakni dayung, tinju, atletik, Muaythai dan kempo.
Tetapi nyatanya dayung yang tetap konsisten berprestasi. Tinju, atletik dan kempo, Muaythai agak menurun prestasi, itu pun masih andalkan atlet-atlet senior atau satu dua orang saja.
Padahal sebelumnya ada beberapa cabang di Maluku, yang pernah punya pamor dan prestasi pada even nasional seperti Kejurnas dan PON. Bahkan atletnya mampu perkuat Indonesia di ajang SEA Games dan kejuaraan internasional.
Nyatanya, kini meskipun cabor itu masih ada pembinaan atletnya, tetapi reputasi dan prestasinya seperti “pendatang baru” di pentas olahraga nasional. Padahal mereka bukanlah cabor baru di Maluku.
Dalam catatan media ini. Cabor yang menurun prestasi bahkan hilang pamornya yaitu anggar, taekwondo, ski air, pencak silat, bola voli dan voli pantai, tenis meja, tenis, bulutangkis, yudo dan lainnya.
Anggar misalnya. Cabor yang sudah sejak tahun 1950 an diandalkan Maluku dan pernah melahirkan atlet-atlet untuk tim Indonesia di SEA Games dan meraih medali di PON, malah di PON Papua ini hanya meloloskan dua atau tiga atlet yang sudah tersingkir di babak awal.
Padahal cabor anggar dari PON ke PON sering meraih medali untuk Maluku. Di era 1980 an ada atlet nasional dari Maluku seperti Daan Likumahuwa, Joos Mauwa, kemudian muncul generasi Yopi Pesiwarisa, Yohanes Sopacua, Agus Manuhutu, Ansye Pattiasina, Valencia Nio dan lainnya.
Mereka itu sering menyumbangkan medali untuk Maluku baik perorangan atau beregu di PON pada nomor spesialis degen. Kini anggar alami masa terpuruk jauh.
Selain anggar. Cabor taekwondo pun alami hal yang sama. Atlet olahraga bela diri ini sudah tak terdengar lagi reputasinya. Di PON Papua juga prestasinya tidak ada medali. Gagal total.
Padahal taekwondo Maluku juga jadi cabor penyumbang tetap medali di beberapa kali PON. Bahkan taekwondoin Maluku terutama putri pernah masuk Pelatnas SEA Games seperti Nova Sahetapy dan Marce Latusalo. Lain nya yakni Magdalena Keliombar, Thomas Haumahu, Elizabeth Latuihamalo, Anske Veerman dan lainnya.
“PON 2000 di Surabaya, kami dari Maluku berhasil merebut dua emas, dua perak, dua perunggu. Yang emas itu Nova Sahetapy dan Marce Latusalo, keduanya juga masuk Pelatnas SEA Games. Beta juga dipanggil ke Pelatnas waktu itu, tapi bertepatan dengan situasi konflik Ambon dan pendidikan Polwan jadi tidak ikut,” ungkap AKP Elizabeth Latuihamalo, peraih medali perunggu PON 2000 kepada media ini Kamis (14/10/2021).
Di cabor selam juga Maluku beruntung meraih prestasi di hari terakhir penutupan ajang PON Papua itu. Yaitu keberhasilan Marsela Astrid Teng merebut medali perak. Di cabor selam ini, sebelumnya Maluku pernah peroleh medali emas PON cabor selam oleh atlet putri Maya Manuputty.
Sedangkan pada cabor pencak silat, Maluku pernah berbicara di level nasional dengan atlet Husein Alhamid, Katje Manuhutu, Made Rahman Marasabesy serta pesilat yang sukses jadi juara dunia di kelasnya yakni almarhum Taslim Azis.
Tanpa banyak orang tahu, cabor bulutangkis Maluku juga pernah punya pamor di arena PON meski belum hasilkan medali tetapi mampu melahirkan pemain yang belakangan terkenal sebagai pemain Indonesia di berbagai even top. Seperti Reony Mainaky (waktu itu dari kabupaten Maluku Utara) dan Cintya Tuwanakota.