Wilayah Leitimur Selatan Ambon Didorong Jadi Pengembangan Agrowisata Pertanian Berbasis Dusun

oleh -2,545 views
oleh
Anggota Komisi VII DPR-RI Mercy Chriesty Barends menyerahkan 5.000 bibit pala dan cengkeh kepada perwakilan petani milenial di kecamatan Leitimur Selatan, Kota Ambon, Sabtu (23/10/2021).

suaramaluku.com – Kecamatan Leitimur Selatan, Kota Ambon, sedang didorong menjadi wilayah pengembangan agrowisata pertanian organik berbasis dusun.

Dusun bagi masyarakat di Ambon dan Maluku pada umumnya, merupakan areal yang dikembangkan masyarakat sebagai lahan berkebun berbagai jenis tanaman produktif secara tradisional dan lebih mengandalkan alam sekitarnya.

“Beta ingin Kecamatan Leitimur Selatan semakin berkembang selain pariwisata juga menjadi wilayah agrowisata pertanian berbasis dusun,” kata Anggota DPR-RI Daerah Pemilihan (Dapil) Maluku Mercy Chriesty Barends saat menggelar workshop kepada 30 orang petani milenial dari kecamatan tersebut, di Ambon, Sabtu (23/10/2021).

Workshop bertema “pentingnya penguatan sektor pertanian berbasis kepulauan dalam menghadapi dampak perubahan iklim global”, berkolaborasi dengan Dinas Pertanian Maluku dan akademisi fakultas pertanian Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon itu, menjadi langkah awal kolaborasi untuk pengembangan agrowisata berbasis dusun di Leitimur Selatan.

Wilayah Leitimur Selatan yang sebagai besar pegunungan dan pantai, dinilai merupakan salah satu dari lima kecamatan di ibu kota provinsi Maluku yang tidak berkembang. Padahal wilayah itu sejak dahulu terkenal sebagai salah satu daerah penghasil rempah cengkeh dan pala serta buah-buahan.

Anggota Komisi VII DPR-RI itu memandang kondisi wilayah Leitimur Selatan sangat cocok untuk pengembangan agrowisata berbasis dusun. Khususnya untuk tanaman rempah-rempah dan buah-buahan.

Dulu kalau ingin makan salak atau durian saat musimnya pasti orang di Ambon akan mencari mama-mama “papalele” dari Negeri Kilang, Naku dan Hukurila.

“Tapi sekarang sudah sangat jarang karena produksi buah-buahan semakin sedikit,” ujarnya.

Dia juga trenyuh dan sedih setelah mengetahui banyak generasi muda dari kecamatan Leitimur Selatan, tidak tertarik untuk berkebun. Mereka beralih profesi ke berbagai bidang lain, termasuk menjadi pengojek.

Kabid Perkebunan Dinas Pertanian Maluku, Donny Lekatompessy menegaskan, pola bertani tanaman rempah di Maluku, termasuk di Leitimur Selatan yang masih tradisional sudah waktunya diubah.

“Agar komoditi rempah mampu memenuhi standar dan kualitas ekspor, maka pola pengembangan rempah perlu diubah, tidak lagi mengandalkan alam untuk pertumbuhan, tetapi diberi perlakuan khusus sejak dari bibit hingga panen,” katanya.

Donny mengaku, banyak petani rempah di Maluku sudah mulai tidak tertarik mengelola pala dan cengkeh, dikarenakan selain serangan hama, umumnya pohonnya telah berusia tua, sehingga berpengaruh terhadap kualitas serta produksi yang menurun.

Dia setuju kawasan Leitimur Selatan dikembangkan sebagai kawasan unggulan berbasis pariwisata serta agrowisata dan rempah-rempah.

“Jika ketiga unsur ini dikolaborasikan dan dikembangkan secara profesional bukan tidak mungkin para petani di Leitimur Selatan akan semakin sejahtera,” ujarnya.

Mercy Barends yang juga anggota Badan Anggaran DPR-RI, dalam kesempatan itu juga menyerahkan bantuan 5.000 anakan pala dan cengkeh kepada para petani muda atau milenial dari kecamatan Leitimur Selatan.

Setiap petani milenial diberi bantuan bibit sebanyak 150 anakan pala dan cengkeh. Bantuan bibit tersebut merupakan tahap pertama dari rencana 10.000 bibit yang akan diserahkan kepada warga di Leitimur Selatan.

 

No More Posts Available.

No more pages to load.