suaramaluku.com – Warga Negeri Sawai di Kecamatan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah, sangat antusias menyambut kehadiran PT. Tasageoby Group yang akan menanamkan investasinya di desa yang cukup dekat dengan Taman Nasional Manusela ini.
Pejabat Negeri Sawai, Ahmad Ipaenim, kepada media ini Rabu (27/10/2021), mengatakan, pada prinsipnya masyarakat di Negeri Sawai, menerima investor atau pihak-pihak yang mau investasi di negeri. Bila perusahaan itu dinilai kegiatannya memberikan dampak positif.
“Masyarakat kami menerima PT Tasageoby Group. Karena setelah mendapat presentasi, dirasakan akan sangat bermanfaat buat masyarakat. Apalagi visinya untuk memberdayakan masyarakat demi kehidupan yang lebih baik,” ujarnya.
Dia menuturkan, pihak perusahaan sebelum melakukan pertemuan dengan masyarakat di Balai Desa Sawai, Selasa malam (26/10/2021), terlebih dahulu sudah berdialog dengan pihak pemerintah negeri, saniri negeri, perwakilan pemuda dan perwakilan perempuan.
Pada pertemuan ini, kata Ahmad, pihak perusahaan memaparkan Rencana Induk Pariwisata Sawai, serta menerima masukan dari 16 orang perwakilan yang hadir pada pertemuan di Swiss Belhotel Ambon, tanggal 22 Oktober lalu.
“Pertemuan ini hanya mendengarkan penjelasan dari pihak perusahaan dan berdialog. Tidak ada kesepakatan apa-apa, juga belum ada MoU yang kami buat. Sebab pihak perusahaan ingin sampaikan rencana induk pariwisata ini ke masyarakat,” ungkap Ahmad.
Hasil pertemuan, lanjutnya, masyarakat sudah anggap perusahaan ini adalah milik masyarakat Negeri Sawai. Karena PT Tasageoby Group akan melibatkan warga setempat dalam semua pengembangan dan kesempatan kerjanya.
“Artinya mereka akan melakukan kerjasama yang baik dengan pihak perusahaan, sekaligus menjaga perusahaan ini untuk bagaimana ke depan dapat merubah taraf hidup masyarakat yang ada di negeri dari sisi pendapatan,” tutur Ahmad.
Dia mengungkapkan, bahwa memang ada beberapa warga yang mengikhtiarkan, bahwa berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya, ada perusahaan yang datang di Negeri Sawai dan tidak ada transparansi.
“Pengalaman masyarakat, ada pihak perusahaan sebelumnya, yang hanya mendekati beberapa orang stakeholder di negeri. Lalu para pengambil kebijakan itu mengatur sendiri dengan pihak perusahaan, ya tiba-tiba masyarakat melihat perusahaan ini lagi jalan begini begitu tanpa masyarakat tahu,” terangnya.
Tapi yang dilakukan PT Tasageoby Group, kata Ahmad, setelah mengajak ngobrol komunitas atau perwakilan unsur masyarakat, dan tidak ada sama sekali negosiasi-negosiasi antara pihak perusahaan dengan perwakilan dari masyarakat.