suaramaluku.com – Pembangunan gedung gereja baru merupakan suatu pekerjaan yang sangat mulia dan dipahami oleh jemaat dalam konteks tanggungjawab pelayanan, karena itu meskipun pembangunan butuhkan daya dan dana yang tidak sedikit, tetapi bisa diselesaikan dengan baik dengan junjung budaya gotong royong atau maren ain ni ain.
Hal tersebut disampaikan Walikota Tual, Adam Rahayaan SAg MSi ketika meresmikan Pembangunan Gedung Gereja Maranatha Jemaat GPM Kota Tual, Maluku, Minggu (7/11/2021).
Menurutnya, hasil kerjasama dan kekompakan yang saling mendukung ini harus disyukuri dan terus dipertahankan bagi kepentingan pelayanan kepada Jemaat GPM Tual.
“Tanpa kerjasama antara panitia dengan jemaat, maka tidak mungkin kita dapat menyaksikan acara pentahbisan gedung gereja baru Jemaat GPM Tual ini,” ujarnya.
Selain itu, makna spirit kerjasama inilah hendaknya menjadi motivasi dan landasan yang kuat, yang tidak saja dilakukan dalam membangun gedung secara fisik, tetapi juga dalam proses pembinaan dan pembangunan jemaat, namun juga dalam jejaring kerja yang terkoneksi dengan semua sistim dan sendi kehidupan lainya.
“Semua dukungan, bantuan dan partisipasi berbagai pihak haruslah diakomodir sebagai pencerminan budaya gotong royong yang dalam bahasa Kei (Maren”Ain Ni Ain) yang sudah diwariskan para leluhur sejak dahulu kala,” ungkapnya.
Rahayaan menambahkan, pentabisan gedung gereja baru membuktikan bahwa jemaat Tual tetap eksis dalam proses pembinaan dan pembangunan,yang merupakan wujud dari panggilan dan tanggung jawab pelayanan kepada Tuhan.
Sebagai sarana peribadatan dan pembinaan iman Kristiani yang diyakini oleh jemaat, senantiasa diberi kedamaian dan kasih dalam kehidupan berjemaat, berbangsa dan bernegara.
Karena itu pembangunan yang dilaksanakan oleh jemaat ini diharapkan ikut mewarnai dan mendukung program Pemerintah Kota Tual dalam upaya pembinaan iman dan taqwa kepada Tuhan menuju masyarakat yang aman dan religius.
“Saya sangat senang melihat kemajuan berteologi GPM, dalam membangun dialog dan perjumpaan dengan agama-agama di Maluku umumnya dan khususnya di kepulauan Kei dan sekitarnya. GPM telah mengambil peran strategis bersama lembaga-lembaga agama lainya sebagai lokomotif pembangunan perdamaian dan kesejukan dalam kedamaian, bukan hanya perdamaian pasif tetapi juga aktif.
PERSAUDARAAN SEJATI
Rahayaan jelaskan, prestasi mengagumkan dan membuat banyak orang di dunia yang tercengang dan kagum tentang indahnya persaudaraan sejati di atas landasan Ain Ni Ain, vuut Anmehe ngifun, manut Anmehe tilur.
Hal ini dapat dilihat ada saat pembangunan Mesjid Alhuriah Tual, basudara yang beragama Kristen dari Desa Taar dan Un kota Tual, ikut menanggung teriknya panas matahari dan bersemangat mengecor bangunan mesjid dengan hati yang iklas, tanpa biaya dan tanpa mengenal lelah.
“Suatu saat bila ada momentum Pesparawi atau Pesparan tingkat propinsi di Kota Tual, maka Pemkot Tual akan menempatkan rombongan untuk tinggal di rumah-rumah warga yang beragama muslim, sebagai cermin Tual menjadi kota terbaik toleransi umat beragama di indonesia dan menjadi contoh terbaik tentang bagaimana seharusnya peradaban bangsa ini,” tambah Rahayaan. (Alfin Unawekly/NP)