Catatan Kritik Buat Murad Ismail di Momen Hari Pahlawan, Baca di Buku Apa Bos?

oleh -7,091 views
oleh

RABU 10 November 2021. Dikenal sebagai momen peringati Hari Pahlawan. Tentunya perjuangan para pahlawan patut kita hargai, hormati. Mereka telah pertaruhkan jiwa raga, dedikasi, pengabdian demi harga diri bangsa dan negara.

Namun di momen Hari Pahlawan ini. Beta terusik. Tak habis pikir. Terkait beredar video keterangan Gubernur Maluku, Murad Ismail (MI) yang viral di medsos dalam suatu kesempatan di Negeri Hila, kecamatan Leihitu Maluku Tengah. Dimana MI bicara tentang figur orang Maluku tak ada di kabinet.

MI dalam video itu bicara seperti seorang pakar sejarah yang meyakinkan. Lancar, tanpa koreksi sedikitpun. Ia jelaskan pasca peralihan kepemimpinan presiden Soekarno kepada Soeharto tahun 1965 hingga tahun 2021 ini, tak ada satu pun putra Maluku yang duduk di kabinet pemerintahan pusat (menteri, wakil menteri, kepala badan).

“Maluku adalah salah satu pendiri NKRI. Dibawah pimpinan Presiden pertama, Ir Soekarno. Namun dari tahun 1965 sampai 2021 ini, sudah 15 kabinet. Pak Harto delapan kabinet, Habibie satu kabinet, Gus Dur satu kabinet, ibu Megawati satu kabinet, SBY dua kabinet, Pak Jokowi dua kabinet. Belum pernah ada orang Maluku duduk di kabinet,” beber MI.

Lebih lanjut dikatakan, “Jadi bagaimana Maluku mau disebut dalam rapat-rapat kabinet? Maluku ini seperti provinsi yang hilang dari permukaan bumi ini. Nah ini yang harus kita angkat dan suarakan biar pemerintah pusat juga perhatikan kita seperti provinsi lain,” ujarnya.

Benarkah demikian? Bahwa sejak 1965 sampai 2021 orang Maluku belum pernah ada di kabinet? Sadarkah sang gubernur ngoceh begitu? Tidak pikirkah itu penjelasan sesat? Bagaimana kalau generasi milineal yang menonton video itu percaya informasi MI?

Sebagai jurnalis. Saat pertama kali melihat video itu, beta kira salah dengar. Ternyata tidak keliru pendengaran beta. Maka reaksi warganet di medsos pun mengalir. Mereka kaget, bingung, heran, kritik dan sindir penjelasan sang gubernur. Beta jadi bertanya, baca referensi di buku apa bos?

Tidak tahu kah MI bahwa omongan di video itu berbeda fakta sejarah yang sebenarnya ? Tidak mungkinlah seorang gubernur itu bodoh atas sejarah daerahnya sendiri. Apalagi MI adalah purnawirawan jenderal bintang dua Polri.

Lalu apa yang mendasari penjelasan keliru MI pada fakta sejarah yang sesungguhnya? Aneh rasanya. MI tidak sadari omongannya itu adalah hoax, berita bohong ! Juga suatu informasi yang bisa berdampak pembodohan pada generasi muda.

No More Posts Available.

No more pages to load.