Tema Natal GPM tahun 2021 ini adalah “Merayakan Natal dengan rendah hati dan setia”. Tema yang diinspirasi dari Injil Matius 1:18-25, untuk menimba pelajaran dari keteladanan Yusuf yang rendah hati dan setia.
Pada teks itu, Yusuf berencana meninggalkan Maria, tunangannya, yang diketahuinya sedang mengandung. Alasan Yusuf adalah agar Maria tidak malu di tengah masyarakat. Yusuf menggunakan standard norma umum (common standard) dalam masyarakat (human system), bahwa seseorang yang bertunangan belum bisa melakukan hubungan suami-istri.
Padahal kehamilan Maria, tunangannya itu, merupakan bentuk tindakan Allah (divine system) yang terjadi pada orang yang mendapat tempat dalam kasih-Nya, atau yang secara khusus dikaruniai.
Karena itu pengingatan malaikat kepadanya: “jangan takut mengambil Maria sebagai istrimu” merupakan introduksi ke tindakan Allah atas kehamilan Maria tersebut.
Yusuf tidak mengikuti kata hatinya, melainkan membiarkan dirinya berjalan dalam jalan kehendak Allah (God path). Artinya ia menjadikan dirinya bagian utuh dari rencana Allah untuk memulihkan keadaan manusia dengan jalan menjadi manusia.
Allah memakai dirinya dan Maria sebagai pelaksana dari rencana-Nya itu. Yusuf memberi dirinya dipakai langsung oleh Allah dalam rencana-Nya yang mulia, yaitu penebusan dosa.
Disitulah Yusuf kedapatan melakukan suatu tindakan penyangkalan diri, meninggalkan egoismenya, dan melaksanakan secara sungguh-sungguh (=setia) rencana Allah atas dirinya, Maria dan bayi Yesus.
Penyangkalan diri Yusuf adalah wujud dari kerendahan hatinya, sebab tanpa itu, ia hanya akan sekedar berpartisipasi tetapi tidak menjadikan dirinya bagian dari tujuan rencana tersebut.
Pelibatan diri Yusuf secara langsung membuat kerendahan hatinya bukan sekedar pencitraan, dan tidak ada kesan transaksional dalam proses tersebut. Ia berserah pada kehendak TUHAN dengan menjadikan dirinya seseorang yang menghamba kepada TUHAN.