Nuansa Persaudaraan dalam Buka Negeri Adat Namasawar di Banda Naira

oleh -4,941 views
oleh
Ilustrasi tarian cakalele di depan Rumah Adat Kampung Namasawar, Banda Neira. -reza tuasikal-

suaramaluku.com – Acara “Buka Negeri” adat Namasawar, di Banda Naira, Kepulauan Banda, Kabupaten Maluku Tengah, berlangsung penuh nuansa persaudaraan dan semarak. Suara tifa dan gong sembilan nyaring menghentak, Jumat malam (17/6/2022)

Sekitar pukul 19:35 WIT, sampai jauh malam, ratusan orang terlihat memadati jalan Maulana, persis di halaman Rumah Adat Namasawar, Negeri Nusantara, Banda Naira. Mereka antusias untuk mengikuti ritual adat ini.

Persembahan tarian perang Cakalele dan tarian Maruka (Puteri) menjadi primadona dalam acara adat tersebut.

Menurut Aditya Basir yang menjadi Natu atau pelantun Kabata dalam pementasan tarian Maruka Buka Negeri adat Namasawar, tarian ini adalah peninggalan leluhur orang Banda, khususnya leluhur kampung Namasawar.

“Tarian Maruka artinya Puteri dalam bahasa Banda. Ini adalah peninggalan leluhur kami, khususnya Namasawar sebagai negeri adat. Memang ada juga tarian dengan nama yang sama tapi beda gerakan tariannya,” ungkap Natu Aditya Basir

Ia menyebutkan bahwa keseluruhan gerakan tarian ini mesti menunggu komando dari pelantun kabata (Natu), tidak boleh ada gerakan apapun tanpa diperintahkan oleh Natu.

Ia katakan makna filosofis dari tarian ini menceritakan tentang dua orang puteri kerajaan yang dijaga oleh semua pasukan kerajaan yakni panglima, Hulubalang, malesi maupun rakyatnya.

Hal ini terdeskripsikan lewat keberadaan dua orang anak perempuan di tengah kerumunan para penari cakalele baik penari perempuan maupun laki-laki.

No More Posts Available.

No more pages to load.