suaramaluku.com – Wakil Gubernur (Wagub) Maluku Drs Barnabas Orno, mengapresiasi Pemerintah Kota (Pemkot) Tual dan masyarakatnya yang telah sukses selenggarakan Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik IV Provinsi Maluku di kota tersebut.
“Masyarakat Kota Tual telah membuat sejarah besar. Karena pak Uskup bilang bahwa Walikota Tual saat pembukaan katakan umat Katolik disini cuma 0,4 persen. Tapi ternyata dari sisi kearifan lokal dan budaya Ain ni Ain semua melebur menjadi satu bagailkan kue bruder bukan kue lapis,” ungkap Wagub saat penutupan Pesparani IV di Tual, Kamis (29/9/2022).
Untuk itu ia meminta agar masyarakat di Kota Tual tetap menjaga persaudaraan sejati ini janganlah seperti kue lapis.
“Tahu kue lapis kan? Kue lapis itu kapan-kapan kasih keluar lapisan pertama tidak berpengaruh pada lapisan kedua, namun sebenarnya sudah keropos. Tapi kalau kue bruderr dicubit sedikit itu tentu saja pasti rusak,maka dengan demikian kita harus jaga supaya tidak boleh rusak.” katanya dengan perumpamaan.
Menurut Orno, Pesparani Katolik IV ini merupakan laboratorium kerukunan hidup orang basudara untuk Indonesia dan dunia yang melibatkan basudara mayoritas Islam dan juga Protestan.
“Sukacita ini, bertambah karena Pesparani ini seakan mengulangi bukti bahwa Maluku telah benar-benar menjadi laboratorium kerukunan hidup orang basudara bagi indonesia dan dunia,” tegasnya.
Artinya, momentum ini sudah menjadi milik kita semua umat beragama dan bagi para kontingen yang datang dari 11 kabupaten/kota yang sudah mendapatkan kesan tentang negeri ini yang luhur dan damai.
“Mayang pinang mayang kelapa, timbang cengkeh di Saparua, orang bilang ade deng kaka, sagu salempeng dibagi dua dan pela gandong, Semua orang boleh buat sejarah, tapi tidak semua orang bisa bikin sejarah besar, malam ini sejak pembukaan sampai hari penutupan, masyarakat Kota Tual telah membuat sejarah besar,” tuturnya.
Orno menambahkan, sungguh luar biasa persaudaraan sejati tercipta di Kota Tual. Hal ini sudah mewujudkan tradisi pela gandong sebagai rumah besar kita, karena didalamnya ada keanekaragaman masyarakat Maluku yang terbentang dari timur Kepulauan Aru sampai ke barat Pulau Buru, dan dari Utara Pulau Seram sampai ke Selatan Maluku Barat Daya.
“Ada pela gandong yaitu kalwedo di Maluku Barat Daya, Duan Lolat di Kepulauan Tanimbar, Jargaria di Kepulauan Aru, Ain ni Ain di Kei, Rolik Laling Velak-venak, Reta Mena Marasehe di bumi Bupolo Buru, Tama Hananusa di Maluku Tengah, Sakamese Nusa di Seram Bagian Barat, Itawatunusa di Seram Bagian Timur, Hiti-hiti Hala-hala dan Lawamena Haulala di Pulau Ambon”.
Maka, menurutnya, mari kita jaga rasa persaudaraan ini yang merupakan malam terakhir karena semua akan pulang ke kampung halaman masing-masing.
Untuk itu, Wagub mengucapkan terima kasih kepada Walikota Tual dan Wakil Waliota Tual, ketua panitia Pesparani IV beserta seluruh pimpinan dan Anggota DPRD Kota Tual, teristimewa seluruh masyarakat Kota Tual yang telah mengukir sejarah besar.
“Hal ini sangat luar biasa. Karena rasa persaudaraan kita orang Maluku, potong di kuku rasa di daging. Sebab malam ini akan membawa kesan yang tidak pernah kita lupakan,” tutup Orno. (AU)