Lucky Wattimury “Ikon” PDIP Maluku Akhirnya Lengser dari Ketua DPRD

oleh -1,597 views
oleh
Drs Lucky Wattimury MSi. -dok-

suaramaluku.com – Nama besar tidak selamanya menjamin eksistensi dan kehormatan seseorang, apalagi untuk profesi politisi misalnya. Kerikil kecil pun bisa meruntuhkan dan lengserkan kita dari “kadera” kekuasaan.

Nah. Terkait dengan itu. Kabar mengejutkan adalah informasi resmi dicopotnya salah satu “ikon” dan senior PDIP Maluku yakni Drs Lucky Wattimury MSi sebagai Ketua DPRD Provinsi Maluku. Bahkan posisinya sebagai Bendahara DPD PDIP pun dilepas.

Hal itu dipastikan dengan keluarnya Surat Keputusan (SK) DPP PDI Perjuangan Nomor 271 tertanggal 9 Oktober 2022. SK tersebut diteken langsung oleh Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.

Kepada wartawan di Ambon, Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Maluku, Jafry Taihitu membenarkan pencopotan tersebut.

“Lucky Wattimury telah dibebastugaskan dari posisi Ketua DPRD Maluku dan Bendahara DPD oleh DPP PDI Perjuangan,” kata Jafry kepada wartawan di Kantor Sekretariat DPD PDIP Maluku, Senin (17/10/2022).

Ia mengatakan, SK pencopotan terhadap Lucky telah diterima oleh DPD PDI-P Maluku. Nantinya, pihaknya akan mengirim tiga nama anggota Fraksi PDI-P Maluku ke DPP untuk diusulkan jadi pengganti Lucky Wattimury di kursi Ketua DPRD Maluku.

Terlepas dari apa kesalahan dan siapa yang akan menggantikan Lucky Wattimury sebagai ketua dewan, namun pencopotan itu sungguh mengagetkan dan menjadi catatan sejarah baru dalam perjalanan kiprah PDI Perjuangan pasca kekuasaan rezim orde baru di Maluku.

Mengapa demikian? Sebab, suka atau tidak, setuju atau tidak. Figur Lucky Wattimury merupakan satu dari sekian banyak kader PDI (di masa orde baru yang belum lahir PDI Perjuangan) yang mengambil posisi berlawanan dengan rezim Soeharto.

Bila melihat ke era orde baru hingga jatuhnya rezim Soeharto tahun 1998, kita kenal kader-kader militan murni PDI di Maluku yang kemudian berubah jadi PDIP seperti diantaranya Soenpiet, Yopi Patty, Ipi Litaay, Cois Nikijuluw, Yustus Kulaleen, Elly Soplely, John Mailoa, Alex Litaay serta lainnya.

Selain itu, ada pula Nico Pieters, Jopi Papilaya, Bitto Temmar, Sam Hatapayo, Evert Kermite, Lucky Wattimury, Demi Hattu dan lainnya. Termasuk dua kader yang sempat dipenjara seperti Johan Jokohael dan Herman Hattu (keduanya kini sudah almarhum). Tentunya tidak bermaksud abaikan kader-kader militan lainnya.

SALAH SATU IKON PDIP

Kembali ke masalah pencopotan posisi Lucky Wattimury ini. Sungguh tidak diduga, tak disangka, berakhir demikian pada figur yang bisa dikatakan sebagai “ikon” tersisa dari generasi PDI era orde baru hingga menjulang di masa reformasi dengan kiprah dan karier yang menanjak sampai kini dengan bendera PDIP.

Lucky Wattimury dengan tiga seniornya di masa jelang runtuhnya rezim Soeharto yakni John Mailoa, Jopi Papilaya dan Bitto Temmar dikenal merupakan figur berlawanan dengan kekuasaan orde baru, meskipun berstatus pegawai negeri sipil (PNS) sebagai guru dan dosen.

Tiga seniornya itu sukses di karier politik mereka. Almarhum John Mailoa pasca 1998 berhasil jadi Wakil Ketua DPRD Kota Ambon dan kemudian naik jabat Wakil Ketua DPRD Maluku.

Jopie Papilaja mampu duduki posisi Ketua DPRD Kota Ambon 1999 – 2001. Selanjutnya berhasil jadi Walikota Ambon dua periode yakni 2001—2006 dan 2006—2011.

Tak kalah juga sukses diraih Bitto Temmar. Ia menjadi Anggota DPRD Provinsi Maluku. Kemudian berhasil menjadi Bupati Maluku Tenggara Barat (kini Kepulauan Tanimbar) dua periode yakni 2007—2012 dan 2012—2017.

Nah sosok Lucky Wattimury masih bertahan hingga kini di PDIP Maluku, di saat munculnya kader-kader dibawahnya yang militan maupun pindahan dari partai lain ataupun para purnawirawan TNI Polri.

Lucky awali karier sebagai anggota DPRD Kota Ambon tahun 1999. Ia selanjutnya menjabat Ketua DPRD Kota Ambon dua kali. Periode pertama 2001 – 2004 lanjutkan sisa masa Jopie Papilaja yang terpilih jadi Walikota serta ketua berikutnya masa 2004 – 2009.

Selanjutnya Lucky Wattimury berkiprah di DPRD Provinsi Maluku. Ia lolos ke Karangpanjang pada Pemilu 2009 dari Dapil Maluku 1 yang meliput Kota Ambon bersama Thobyhend Sahureka untuk periode 2009-2014.

Pada Pemilu 2014 ia kembali terpilih sebagai anggota DPRD Maluku dan meraih suara terbanyak di Dapil Maluku 1 Kota Ambon dengan perolehan 13.386 suara.

Dia menjadi salah satu dari dua politikus PDI Perjuangan yang terpilih dari Dapil Kota Ambon. Kader PDIP lainnya waktu itu adalah adalah Reinhard Toumahuw yang meraih 6.577 suara.

Selama menjadi anggota DPRD Maluku periode 2014-2019, Lucky ditempatkan di Komisi C dan menjadi Ketua Fraksi PDI Perjuangan.

Pada Pemilu 2019, perolehan suara Lucky menurun hingga setengahnya menjadi hanya 6.650 suara. Ia menjadi satu-satunya politikus PDI Perjuangan yang terpilih di Dapil Maluku 1 yang meliputi Kota Ambon.

Setelah dilantik sebagai anggota DPRD Maluku periode 2019-2024, Lucky dipercaya untuk menjadi Ketua Sementara DPRD Maluku oleh PDI Perjuangan yang menjadi partai politik pemilik kursi terbanyak.

DPP PDI Perjuangan kemudian menunjuk Lucky sebagai Ketua DPRD Maluku definitif periode 2019-2024. Ia dilantik oleh Ketua Pengadilan Tinggi Ambon saat itu, Wisnu Wardoyo, pada 25 Oktober 2019.

Pada kepengurusan DPD PDI Perjuangan Provinsi Maluku periode 2019-2024, Lucky ditunjuk jadi Bendahara. Ketua DPD dijabat oleh Murad Ismail dan Sekretaris DPD oleh Edwin Adrian Huwae (sebelum direposisi).

Kiprah Lucky di kepengurusan partai berlambang banteng moncong putih tersebut, panjang dan sudah makan asam garam. Karena ia juga pernah menjadi Ketua DPC PDIP Kota Ambon serta Sekretaris DPD PDIP Maluku ketika ketuanya Karel Ralahalu.

Sayangnya, senioritas dan bisa disebut tokoh “ikon” partai wong cilik di Maluku itu, harus “talucu”, terpeleset pada persoalan pribadi yang “longsor”-kan karier politik panjangnya. Meskipun DPP PDIP tidak memecatnya. Namun kehilangan posisi ketua dewan, jadi pukulan baginya.

Nah, yang jadi pertanyaan kini, siapa tiga kader yang akan diusulkan ke DPP gantikan Lucky Wattimury ?

PDIP memiliki tujuh orang wakil rakyat di gedung dewan Karangpanjang. Mereka adalah Lucky Wattimury, Edwin Huwae, Benhur Watubun, Samson Atapary, Alex Orno, Arni Soulisa dan Jafet Pattiselano.

Apakah tiga orang yang diusulkan nanti adalah Benhur Watubun, Edwin Huwae dan Alex Orno? Ataukah Benhur Watubun, Alex Orno dan Samson Atapary?

Walahualam. Yang pasti ketujuh kader tersebut adalah junior nya Lucky Wattimury dan juga ada yang pindahan dari parpol lain.

Tentunya pengusulan tiga nama nanti sesuai kriteria dan mekanisme di internal partai, juga “jam terbang” masing-masing dengan rekam jejaknya. Namun di politik semua bisa terjadi. Dari luar hanya bisa prediksi. Sebab keputusan ada di tangan Megawati Soekarnoputri. Mari kita tunggu bersama. (NP)

 

No More Posts Available.

No more pages to load.