suaramaluku.com – Cabang olahraga (Cabor) tinju Indonesia di ajang SEA Games ke-32 Kamboja, membawa angin segar dan kebangkitan dari tidur panjang sejak era 1970 an hingga 1990 an.
Pasalnya, lima petinju Indonesia berhasil lolos ke partai final yang akan digelar pada tanggal 13 dan 14 Mei 2023 di Chroy Changvar International Convention and Exhibition, Phnom Penh, Kamboja.
Kelima petinju yang lolos ke final adalah Mikael Muskita (kelas 86 kg), Asri Udin (57 kg) serta Ratna Sari Devi (54 kg putri), Aldom Sugoro (54 kg putra) dan Dio Koebanu (48 kg putra).
“Keberhasilan ini berkat kerjasama antara pelatih, pengurus dan petinju itu sendiri. Kita patut bersyukur dengan keberhasilan ini,” jelas manajer tim tinju Indonesia, Hengky Silatang kepada awak media.
Lebih lanjut, ia mengatakan, “Saya mohon doanya dari masyarakat agar petinju Indonesia diberi kekuatan dan berhasil membawa pulang medali emas,” harap Hengky.
Untuk diketahui, tim tinju Indonesia menargetkan 2 medali emas di SEA Games 2023 ini. Salah satunya dari petinju Mikael Muskita, yang juga meraih emas di Vietnam tahun 2022.
MAMPU SAMAI PRESTASI 1977 – 1997 ?
Kesuksesan Indonesia loloskan 5 petinju ke final patut diapresiasi. Karena dalam beberapa SEA Games terakhir, hanya mampu meloloskan satu dua petinju saja ke partai puncak.
Namun demikian, harapan pecinta tinju di tanah air adalah mampu merebut medali emas cabor “baku pukul” itu, tidak sekedar lolos ke babak final.
Nah, karena itu kita berharap tim tinju Indonesia di SEA Games 2023 Kamboja ini, mampu mengukir prestasi seperti senior-senior nya dulu saat SEA Games 1977 di Malaysia dan 1997 di Jakarta serta tahun 1981 dan 1983
Di SEA Games 1977 di Kuala Lumpur, ketika itu kontingen Indonesia baru pertama kali ikut pesta olahraga tersebut. Di cabor tinju, kita menurunkan para petinju berkelas Asia. Dampaknya tim tinju Indonesia tampil sebagai juara umum cabor itu.
Pasalnya, dari 5 petinju yang lolos ke final semuanya meraih medali emas. Mereka adalah Johny Riberu (kelas Terbang), Syamsul Anwar (kelas Welter Ringan), Wiem Gommes (kelas Menengah), Benny Maniani (kelas Berat Ringan) dan Krismanto (kelas Berat). Sedangkan dua medali Perunggu diraih oleh Ferry Moniaga dan Frans VB.
Prestasi spektakuler tinju Indonesia lainnya terjadi pada SEA Games 1997 di Jakarta. Waktu itu, tim tinju Indonesia merebut 6 medali emas melalui petinju La Paene, Hermensen Ballo, Dufri Mosihor, Wilpare Jamhur, Bara Gommies, dan Albert Pappilaya. Serta 2 medali perak dari Rusly dan Riko Maspaitella,
Indonesia pernah loloskan 5 petinju di final SEA Games 1981 Manila. Hasilnya 2 emas, 3 perak dan 4 perunggu. Saat itu, Max Auty (kelas welter) dan Lodewyk Akwan (kelas betat) berhasil rebut emas. Sedangkan Wiem Gommies, Adi Swandana dan Krismanto raih perak. Serta perunggu oleh Herry Maitimu, Ellyas Pical, Charles Thomas dan Polly Pesireron.
Di SEA Games 1983 Singapura, tim tinju Indonesia juga sukses meraih 3 medali emas yang dihasilkan melalui Johny Asadoma, Yonas Giay dan Lodewyk Akwan.
Sementara itu, Indonesia juga pernah mampu loloskan 5 petinju ke final di SEA Games 2009 di Laos. Sayangnya, semuanya kalah dan hanya meraih medali perak. Kelimanya adalah Welmy Pariama, Shely Wanimbo, Arenaldo Moniaga, Nazaruddin dan Ahmad Amri.
“Waktu itu semua gagal dapat emas, karena faktor non teknis saja. Menyesal saat itu. Untuk itu, kita doakan bersama semoga lima petinju kita di Kamboja nanti ada yang sukses meraih emas,” ujar Hermensen Ballo, legenda tinju amatir yang saat di Laos itu jadi pelatih kepada media ini, Jumat (12/5/2023).
Akhirnya, kita berharap Mikael Muskita dkk dapat berjuang maksimal di Kamboja untuk persembahkan medali emas buat kontingen Indonesia. Semoga. (novi pinontoan)