suaramaluku.com – Tim peneliti dari Universitas Katolik (Unika) Soegijapranoto Semarang, Jawa Tengah, melakukan Forum Group Discussion (FGD) atau forum kelompok diskusi dengan topik “Peranan Pemimpin Lokal dalam Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan”.
Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan peserta FGD yang melibatkan tokoh agama, akademisi, aktifis perempuan dan mahasiswa, legislator dan pers bertempat di Hotel Amaris Ambon, Selasa (27/6/2023).
Para tokoh agama yang hadir diantaranya Abdul Manan Latuconsina (Sekum MUI Maluku), Pdt Olla Noya STh (Sinode GPM), Abdul Kadir (FKUB), Dr Steve Gaspersz STh MA (Wakil Rektor IV UKIM), Dr Etje Pattinama STh (akademisi UKIM), Habiba Pellu (Anggota DPRD Maluku), Baihajar Tualeka (aktifis perempuan), Justus Pattipawae (aktifis LSM), perwakilan umat Hindu dan Budha, utusan GMKI, Hadia Wally (Ambon Ekspres), Novi Pinontoan (Suara Maluku) dan beberapa lainnya.
Sedangkan tim peneliti dan pemetaan dari Unika Soegijapranoto sebanyak lima orang yakni Benny D Setianto, SH, LLM, MIL, Ph.D, Prof. Dr. Ridwan Sanjaya, S.Kom, SE, MS-IEC, Dr. Theresia Dwi Hastuti, SE, MSi, CA, CPA.Akt, Adrianus Bintang Hanto Nugroho, SE, MA dan Andre Kurniawan Pamudji, S.Kom, M.Ling.
Selain di Ambon, tim peneliti Unika juga akan melakukan FGD di Depok, Kupang, Manado dan Sampang (Jawa Timur).
Menurut Beni Setianto, tujuan pihaknya yaitu melakukan pemetaan pemimpin informal melalui media sosial di lima lokasi yang sudah ditentukan sebelumnya
Melakukan cek silang dengan pemimpin local untuk lebih memahami konteks di lima lokasi tersebut
Membentuk jejaring antar pemimpin local dengan latar belakang agama dan keyakinan yang berbeda dengan daerah yang berbeda.
Menciptakan Kerjasama antar pemimpin local antar daerah.
Sedangkan metode yang digunakan yakni melakukan triangulasi antara isu inklusivitas kebebasan beragama dan berkeyakinan, pemimpin local dan daerahnya di berbagai social media
Wawancara mendalam dengan pemimpin local tentang isu-isu kebebasan beragama dan berkeyakinan dengan metode snowball sampling
Membuat jejaring antar pemimpin local melalui website dan aplikasi berbasis android.
“Dari FGD ini, kami susun untuk menjadi panduan bagi pelaksanaan kegiatan pemetaan pemimpin lokal, baik untuk tim yang memetakan maupun mitra lokal yang terlibat dalam pemetaan pemimpin lokal bagi kebebasan beragama dan berkeyakinan,” ungkap Beni Setianto. (NP)