Tim Tinju Maluku Ikut Pra PON Hanya Modal Semangat Tapi Minim Fasilitas

oleh -1,708 views
oleh
Tim tinju Maluku. -dok-

suaramaluku.com – Tim tinju Maluku yang berkekuatan 11 atlet (8 petinju putra dan 3 putri) pada Kamis (20/7/2023) telah bertolak ke Kota Makassar untuk mengikuti ajang Pra PON/Kejurnas yang dimulai sejak tanggal 20 hingga 31 Juli 2023.

11 petinju tersebut didampingi tiga pelatih yakni Simon Nahumury, Ricky Tauran dan Danny L. Mereka didampingi Ketua Pertina Maluku M. Arief Hentihu.

Adapun para petinju yaitu Wellem Matinahoruw kelas 48-51 kg, Waldimer Hengstz 48-51 kg, Novi Sahuleka 51-54 kg, Jance Masrikat 54-57 kg, Julius Lumoly 57-60 kg, Rifaldo Souhoka 60-63 kg, Stevi Nikolebu 63-67 kg dan Fandri Tukane 67-71 kg.

Tiga petinju putri adalah Wa Isma kelas 46-48 kg, Sela Soplanit 50-52 kg dan Merlin Heatubun 54-57 kg.

Informasi yang dihimpun media ini, keberangkatan tim tinju sebagai cabang olahraga prioritas atau andalan yang selalu jaga pamor Maluku di arena PON, kali ini hanya modal semangat dan motivasi para atlet, pelatih dan ofisial untuk bela nama daerah, tapi minim fasilitas dan perhatian dari KONI Maluku.

Pasalnya, dengan alasan belum ada dana oleh KONI Maluku menyebabkan Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) Pra PON terkonsentrasi resmi tidak dilakukan.seperti lazimnya.

“KONI Maluku alasan ini itu. Katanya dana belum cair. Padahal Pengprov Pertina sudah infokan bahwa Kejurnas sekaligus Pra PON dilaksanakan bulan Juli 2023. Itu kami tanya tentang kapan mulai Pelatda saat akhir Mei atau awal Juni 2023,” ujar sumber media ini.

Menurutnya, akibat ketidakjelasan akhirnya TC Pra PON untuk para petinju juara POPMAL yang dipilih perkuat Maluku ke Makassar dilakukan atas kesadaran dan semangat para atlet untuk berlatih sendiri didampingi pelatih.

Bukan itu saja. Bahkan para atlet dan pelatih menuju Pra PON tidak diberikan training pack atau jaket kontingen serta tanpa sepatu bertanding yang baru.

“Mereka hanya diberikan baju kaos satu, tiket dan uang saku seadanya. Padahal tinju ini cabor yang jaga gengsi Maluku di arena nasional. Juga prioritas bersama atletik dan dayung. Namun KONI Maluku tidak peduli. Jadi para petinju bertanding dengan fasilitas apa adanya. Kami prihatin,” ungkapnya.

Dengan kondisi demikian, apa yang digembar-gemborkan pengurus KONI Maluku dengan Ketua Umum nya Murad Ismail yang adalah Gubernur Maluku, jauh dari kenyataan. Pasalnya, hampir semua cabor yang akan ikut Pra PON alami nasib yang sama.

Akibatnya target tim tinju Maluku di Kejurnas/Pra PON 2023 ini tidak muluk-muluk. “Kami hanya target untuk meloloskan beberapa petinju ke PON. Yah karena persiapan dan fasilitas minim. Cabor andalan justru tidak diperhatikan dengan serius,” ujar salah satu ofisial tim.

Untuk diketahui, pada PON 2021 di Papua, tim tinju Maluku meraih 1 emas atas nama Julius Lumoly, 1 perak dari Welmi Pariama (sudah pensiun bertinju) dan 1 perunggu dari Novi Sahuleka.

Puncak kejayaan tim tinju Maluku di PON, terjadi pada arena PON 1981 di Jakarta. Waktu itu belum dipertandingkan nomor tinju putri. Dari 11 kelas yang perebutkan medali, Maluku dengan 10 petinjunya nyaris sapu bersih medali emas semuanya.

Total tinju Maluku saat itu merebut 7 medali emas, 1 perak dan 2 perunggu. Emas dihasilkan dari Herry Maitimu, Ellyas Pical, Charles Thomas, Notje Thomas, Max Auty, Polly Pesireron dan Wiem Gomies. Sedangkan perak dan perunggu oleh Beni Keliombar, Jeffry Manusama dan Lutfy Mual. (NP)

 

No More Posts Available.

No more pages to load.