“Ambon Par Samua” Menuju Usia ke-448, Dari 4 Km Hingga 377 Km

oleh -997 views
oleh

suaramaluku.com – Kota Ambon yang berjuluk “Manise” dengan moto “Bersatu Manggurebe Maju” akan memasuki usia yang ke-448 tahun. Hari Jadi nya tepat pada 7 September 2023 nanti.

Terkait dengan itu, Penjabat (Pj) Walikota Ambon Bodewin M. Wattimena, telah melakukan Pencanangan HUT Kota Ambon ke-448” yang digelar di Lapangan Merdeka, Sabtu (12/8/2023).

Tema utama yang diangkat kali ini adalah “Ambon Par Samua”. Maknanya berarti Ambon untuk semua orang. Juga sebagai gerakan membangun spirit “sense of belonging” (rasa memiliki) di dalam hidup dan kehidupan warga ibu negeri tanah Maluku ini.

“Ambon Par Samua ini sebenarnya konsep yang kita buat supaya semua orang yang menjadi warga kota Ambon merasa memiliki kota ini,” ujar Watimena kepada wartawan, usai acara pencanangan tersebut.

Ambon Par Samua, lanjutnya, adalah tema untuk mendorong semua elemen pemerintah, swasta dan masyarakat yang sangat majemuk di kota ini untuk tidak hanya ikut memperingati HUT, tetapi juga siap mengisinya dengan memberikan kontribusi terbaik demi kemajuan dan kesejahteraan bersama.

“Mudah-mudahan saja, memasuki usia ke 448 kota Ambon semakin maju, semakin aman, damai, nyaman bagi kita semua, karena dari kenyamanan, kedamaian itulah kita bisa membangun kota ini ke arah yang lebih baik,” harap Wattimena.

Menurutnya, kegiatan ini barulah awal dari serangkaian acara lomba dan penggung hiburan menyambut peringatan Hari Jadi Kota Ambon pada 7 September 2023.

“Puncaknya pada 7 September kita adakan upacara peringatan HUT ke-448 Kota Ambon, dan malamnya kita mengadakan syukuran,” katanya.

Untuk diketahui, kotapraja atau kotamadya Ambon adalah kota peninggalan kolonial dari bangsa Spanyol, Inggris, Portugis, Belanda hingga pendudukan Jepang.

Awalnya hanyalah kota kecil namun padat yang cikal bakalnya dari adanya Benteng Nieuw Victoria, sebelum tahun 1979 luas daratannya hanya 4 kilometer persegi.

Atau membentang daratan dari jembatan Batugantung sampai jembatan Batumerah. Tidak termasuk perbukitan. Selebihnya masuk wilayah administratif Maluku Tengah sesuai dengan UU No 60 tahun 1958.

Dalam perkembangannya yang pesat, sebagai ibukota provinsi, pusat pemerintahan, pendidikan, jasa, perdagangan, budaya dan seni serta lainnya, maka pada tahun 1979 diperluas menjadi 377 kilometer persegi.

Hal itu sesuai Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 13 Tahun 1979 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Ambon dengan tiga kecamatan yakni Sirimau, Nusaniwe dan Teluk Ambon Baguala.

Dinamika pembangunan yang berkembang, selanjutnya wilayah Kota Ambon berubah dan dimekarkan menjadi lima kecamatan, bertambah dua yaitu Leitimur Selatan (lepas dari Sirimau) dan Teluk Ambon (pisah dari Baguala).

Landasan hukum adanya pembagian wilayah pemerintahan Kota Ambon menjadi 5 kecamatan itu sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan Kota Ambon.

Kini Kota Ambon secara nasional masuk kategoti kota sedang, dengan jumlah penduduk sesuai data terbaru sebanyak 352.490 jiwa.

Secara administratif Kota Ambon dibagi menjadi 5 kecamatan yang terbagi lagi menjadi 50 wilayah pemerintahan yaitu Kelurahan 20, Desa 8 dan Negeri 22.

Kecamatan terbesar ialah Sirimau dengan penduduk sebesar 178.611 jiwa, sedangkan kecamatan terkecil adalah Leitimur Selatan dengan penduduk hanya sebanyak 11.862 jiwa pada 2016. (NP)

No More Posts Available.

No more pages to load.