suaramaluku.com – Terinspirasi kasih sayang seorang ibu untuk pemeliharaan anak-anaknya sejak mengandung, melahirkan dan membesarkan, maka dalam rangka Hari Ibu 2023 terciptalah sebuah syair lagu berjudul “Symponi di Bawah Bendera Merah Putih”.
Lagu tersebut diciptakan oleh dr Thomy Harry Adoe SpA. Alumni SMA Negeri 2 Ambon dan FK Unhas ini sehari- hari merupakan Kepala Perinatology RSUD Cham Kota Bekasi.
Kepada media ini Sabtu (23/12/2023), dr Thomy mengatakan, inspirasi menciptakan lagu tersebut karena keseharian melayani sebagai dokter anak di Unit Pelayanan Emergency Bayi Prematur dan Bayi Sakit (NICU).
Menurutnya, lagu itu adalah “ungkapan rasa dan jiwa” tentang semangat pengabdian para tenaga kesehatan (Nakes) di ruangan Nicu RSUD Cam Kota Bekasi.
“Termasuk keprihatinan dengan masih tingginya angka kematian bayi utamanya di pelosok negeri ini. Disebabkan kurangnya sumber daya Nakes terlatih dan yang tak sebanding dengan kebutuhan setiap daerah di Indonesia. Juga masih terbatasnya fasilitas alat kesehatan emergency Neonatus jauh dari kata mumpuni khususnya di bidang kesehatan bayi, sejak bayi lahir dan pada 4 minggu pertama usia bayi,” bebernya.
Lebih lanjut, dijelaskan, syair lagu itu untuk memberikan pesan kebangsaan sejauh nusantara ada “Di Bawah Bendera Merah Putih”. Sehingga tetap semangat dan harapan agar Indonesia terus tersenyum meskipun “lelah” seperti syair “jangan biarkan negeri ini membisu”. Agar membangkitkan kepedulian semua orang untuk terus bersama menjaga kesehatan anak Indonesia.
“Seindah karya bakti ku bagimu Symphon. Lakukan karya-kaya yang indah sebagai bakti untuk Symphoni (symphosium workshop on neonatal intensive) atau simposium dan pelatihan pada perawatan bayi di ruangan intensive bayi,” ungkapnya.
Baginya, lagu “Symponi” di Bawah Bendera Merah Putih adalah penggugah semangat dan harapan agar Indonesia khususnya di bidang medis pelayanan Perinatology bisa semakin maju dan terus berkembang dalam hadapi tantangan zaman.
“Angka kematian bayi dan ibu bisa berkurang setidaknya dimulai dari harapan dan semangat para petugas kesehatan Perinatology yang tentunya harus dilengkapi dengan skill dan pengetahuan juga fasilitas kesehatan yang memadai,”
Dokter anak yang telah mengabdi profesinya selama 35 tahun, diantaranya melayani spesialis anak sudah 15 tahun menuturkan bahwa, ide Symphonic (Symposium of Perinatal and Neonatal Intensive Care) pertama kali diselenggarakan tahun 2009 di Jakarta oleh RSAB Harapan Kita dan RSCM Dr Cipto Mangunkusumo. Terakhir pada Desember 2023 diikuti oleh Nakes seluruh Indonesia sebagai upaya mengharmonisasi pelayanan Neonatus (bayi-bayi sakit/prematur) di Indonesia.
Kepedulian dan keprihatinan sekaligus tantangan pelayanan yang dirasakan sang dokter yang rendah hati ini pada kesehatan ibu dan anak secara nasional, terungkap dalam sebait kalimat syair nya “Sampaikan pada nya seraut wajahmu. Seindah karya baktiku, bagimu Symphoni”.
Tentang semangat melayani anak-anak yang sakit, dipertegas lagi oleh dr Thomy pada reefrain lagu ciptaannya. “Engkau lukisan kalbu lewati badai. Membalut luka negeriku. Engkau kan bawa pergi. Senyum dalam lelahmu dibawah bendera merah putih. Indahlah negeriku, majulah bangsaku”. (NP)