suaramaluku.com – Program naturalisasi pemain sepakbola tim nasional (timnas) Indonesia senior dan kelompok umur dibawah kepemimpinan Ketua Umum PSSI, Erick Thohir dan pelatih kepala asal Korea Shin Tae-yong (STY), kini menjadi trend dan juga sorotan berbagai kalangan.
Terlepas dari suka atau tidak suka. Pro atau kontra. Namun hasil pemain naturalisasi sudah cukup membuahkan hasil nyata. Apa itu?
Pertama, timnas senior Indonesia berhasil bikin sejarah lolos ke 16 Besar Piala Asia 2024 di Qatar. Lantaran jadi tim peringkat tiga terbaik dengan poin 3, hasil dari sekali menang dari Vietnam 1 – 0. Namun kalah dari Jepang dan Irak.
Keberhasilan itu, disusul pertandingan Kualifikasi putaran II Piala Dunia zona Asia. Saat Indonesia dua kali kalahkan Vietnam dengan skor 1-0 dan 3-0.
Kini timnas senior kita berada di urutan kedua dengan poin 7 dibawah Irak serta diatas Vietnam dan Filipina. Tersisa dua partai sebagai tuan rumah di bulan Juni 2024 yakni lawan Irak dan Vietnam.
Bila Indonesia menangi satu pertandingan saja, maka dipastikan tampil sebagai runner up grup dan maju ke kualifikasi putaran III zona Asia untuk perebutkan tiket ke Piala Dunia 2026.
Terkini di putaran final Piala Asia U23 di Qatar. Anak-anak asuhan pelatih STY tampil untuk pertama kalinya dan sukses bikin kejutan yang bersejarah.
Kombinasi empat empat pemain naturalisasi yakni Justin Hubner, Ivan Jenner, Rafael Struick dan Nathan Tje On dengan skuad lokal, mampu lolos hingga 4 Besar atau semifinal.
Dari perjalanan menuju perebutan tiket Olimpiade Paris 2024 itu, Indonesia U23 mampu kalahkan tim-tim kuat seperti Australia, Yordania hingga Korea Selatan. Sayangnya di semifinal dan perebutan juara tiga kita kalah dari Uzbekistan U23 dan Irak U23.
Namun demikian, Indonesia U23 masih punya kesempatan merebut tiket Olimpiade Paris 2024, melalui partai play off melawan tim peringkat empat Piala Afrika yaitu Guinea U23 pada 9 Mei 2024 di Prancis.
Nantinya saat partai play off di Prancis, kita sudah diperkuat tambahan satu pemain naturalisasi yakni Elkan Baggot. Dia kini main di Ipswich Town Inggris yang tidak ikut ke Qatar.
ERA 1970 HINGGA 2000
Bicara program naturalisasi PSSI di kepemimpinan Erick Thohir dan coach STY. Penulis bayangkan bila hal itu sudah dilakukan sejak era tahun 1970 an hingga 2000 an.
Kalau terjadi waktu itu. Wah kekuatan timnas Indonesia senior bisa diperkuat pemain-pemain level top Eropa bahkan sekelas Piala Dunia.
Hal tersebut tentunya butuh lobi-lobi kelas tinggi oleh sosok seperti Erick Thohir. Sayangnya, sang Ketua Umum PSSI tersebut aktif di dunia sepakbola bukan pada masa itu.
Impian penulis ini bukan tidak beralasan. Pasalnya, di jaman 1970 an hingga 2000 an talenta anak-anak Indonesia keturunan atau berdarah Ambon Maluku sangat banyak di klub-klub top Eropa.
Bahkan mereka tidak hanya main di Liga Belanda. Namun tersebar di liga-liga top dunia selain di Belanda seperti Inggris, Spanyol, Jerman, Italia, Prancis, Belgia, Rusia, Skotlandia dan lainnya.