suaramaluku.com — Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Warsito menyampaikan, kelemahan daya saing Indonesia terletak pada komponen ekosistem dalam inovasi, terutama berkaitan dengan kontribusi riset serta pemanfaatannya yang minim oleh industri.
Hal itu disampaikan saat membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Arah Pengembangan IAKN Ambon dalam Meningkatkan Produktivitas dan Daya Saing di Provinsi Maluku yang digelar oleh Kemenko PMK di Swiss-belhotel Ambon, pada Kamis (10/8) yang dikutip dari website resmi Kemenko PMK RI.
Warsito menambahkan, alih status perguruan tinggi juga jangan hanya dimaknai sebagai tujuan, tetapi sebagai alat untuk menciptakan perguruan tinggi yang berkualitas agar dapat menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan inovasi teknologi yang dapat menciptakan SDM unggul dan berperan aktif dalam pembangunan daerah.
“Alih status ini harus menjadi bagian dari pemerataan layanan pendidikan yang lebih berkualitas,” imbuhnya.
Seperti diketahui, Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Ambon telah beralih menjadi Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Ambon sejak tahun 2018.
Saat ini, IAKN Ambon sedang diajukan dalam proses alih status menjadi Universitas Kristen Negeri Ambon. Alih status ini dirancang sebagai bagian dari adaptasi kelembagaan melalui skema pembangunan/pengembangan sektor unggulan daerah, khususnya di Provinsi Maluku.
“Semua harus terlibat. Untuk itu diperlukan koordinasi antar seluruh stakeholder yang ada di Provinsi Maluku untuk bersama mengembangkan potensi daerah melalui lembaga pendidikan ini,” ujar Warsito.
Dalam kesempatan itu, Warsito turut memaparkan tentang desain besar siklus pembangunan manusia dan kebudayaan yang disusun untuk mempersiapkan generasi masa depan secara terpadu, terintegrasi dalam satu kesatuan yang diikuti oleh intervensi program pemerintah dengan aksi yang nyata. Harapannya, siklus tersebut dapat turut menjadi acuan oleh pihak yang terlibat dalam alih status IAKN Ambon sebagai referensi membangun universitas yang berdaya saing.
“Ketika bicara kualitas manusia Indonesia tentu kita bicaranya secara intergal, semua terpadu, tidak hanya secara fisik tetapi juga secara non fisik, seperti mentalitas, etika, karakter, serta pendidikan. Ini sangat penting. Siklus ini bisa menjadi acuan bersama,” kata Warsito.
Dilansir dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024, dari tujuh prioritas nasional yang ada, Warsito menggarisbawahi salah satu poin penting mengenai peningkatan SDM berkualitas dan berdaya saing. Hal ini menjadi penekanan utama yang menjadi bagian yang harus dikoordinasikan dan dikerjakan oleh jajaran IAKN Ambon.
Direktur Jenderal Bimas Kristen Kementerian Agama, Ibu Jeanne Marie menyampaikan untuk menuju Indonesia Emas 2045 diperlukan generasi yang partisipatif dan kolaboratif untuk menujudkan pilar pembangunan Indonesia 2045 dalam menghadapi Megatrend dunia 2045.
Jeanne juga mengatakan arah kebijakan Kementerian Agama khususnya Dirjen Bimas Kristen adalah mendukung peningkatan kualitas pendidikan keagamaan, salah satunya Pendidikan Kristen agar dapat menghasilkan peserta didik yang berkarakter dan beriman.
Untuk itu, Dirjen Bimas Kristen terus mengawal proses alih status 7 Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen Negeri agar memenuhi kebutuhan Pendidikan Tinggi masyarakat beragama Kristen di Indonesia yang berjumlah sekitar 20.294.889 per tahun 2021.
Hadir juga dalam Rakor yang dimoderatori oleh Ahmad Saufi, Plt.Asisten Deputi Pendidikan Keagamaan, Kemenko PMK yaitu Kepala Bappeda Provinsi Maluku Anton Lailossa, Rektor IAKN Ambon Yance Z. Rumahuru; Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan Bappenas.
Direktur Agama, Pendidikan, dan Kebudayaan Bappenas; perwakilan Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Kemendikbudristek; perwakilan Direktur Kelembagaan, Ditjen Dikti Ristek Kemendikbudristek; Rektor IAKN Tarutung; Rektor IAKN Toraja; Rektor IAKN Kupang, Rektor IAKN Palangkaraya dan Rektor IAKN Manado. (*/NP)