suaramaluku.com – Meskipun Pilkada Gubernur Maluku 2024 masih kurang lebih setahun atau 15 bulan lagi, namun sesuai hasil survei per bulan Juli 2023 ternyata mayoritas responden lebih menyukai calon gubernur Jeffry Apoly Rahawarin (JAR) dan menginginkan calon gubernur petahana, Murad Ismail (MI) diganti.
Demikian rilis hasil survei dari LSI Denny JA pada bulan Juli 2023. LSI Denny JA melakukan survei tatap muka (face to face interview) dengan menggunakan kuesioner kepada 800 responden di seluruh kabupaten/kota di Provinsi Maluku. Dengan 800 responden, margin of error survei ini sebesar 3.5 %. Survei dilakukan pada tanggal 13 Juni -1 Juli 2023.
Hal ini sesuai data hasil survei tersebut, menjelang Pilkada Gubernur Maluku 2024, elektabilitas petahana MI telah dilampaui oleh penantang baru, Jeffry Apoly Rahawarin (JAR). Bahkan elektabilitas JAR melampaui dua petahana sekaligus, yaitu MI dan petahana Wakil Gubernur Barnabas Nathaniel Orno (BNO)
Di survei LSI Denny JA Juli 2023, elektabilitas JAR mencapai 18.7 %, disusul MI sebesar 18.4 %, dan BNO sebesar 8.9 %. Hanya JAR dan MI yang elektabilitasnya diatas 15 % dan jarak elektabilitasnya jauh dibandingkan dengan nama-nama 18 cagub lainnya yang disurvei.
Yaitu selain JAR, MI dan BNO, juga posisi berikutnya diperoleh Abdullah Vanath, Abdullah Tuasikal, Abdul Mukti Keliobas, Said Assagaff, Ramly Umasugi, Mercy Chriesty Barends, Hendriks Lewerisa, Hamzah Sangadji, Said Latuconsina, Saadiah Uluputty, Nono Sampono, Tuasikal Abua, Petrus Fatlolon, Marthinus Hukom dan Febry Calvin Tetelepta.
Dengan data Juli 2023 tersebut, pertarungan pilkada Maluku per hari ini hanyalah pertarungan head to head dua tokoh yaitu JAR versus MI. Angka elektabilitas kedua tokoh ini hanya beda dalam margin of error survei. Secara teori dan pengalaman, tentunya JAR lebih diuntungkan dengan statusnya sebagai penantang. Sebaliknya sebagai petahana, MI dalam posisi yang lebih sulit.
MI seharusnya memiliki elektabilitas yang tinggi. Namun 15 bulan jelang pilkada, elektabilitasnya yang kalah dari JAR sebagai penantang, mengindikasikan bahwa publik Maluku tak menginginkan kepemimpinan saat ini berlanjut. Mereka ingin perubahan dan pergantian kepemimpinan.
Dari 18 nama yang diuji dalam survei, ada 16 nama yang bisa dikategorikan sebagai penantang (dua nama lainnya adalah petahana MI dan BNO). Namun dari 16 nama tersebut, selain JAR, tak ada cagub yang signifikan secara elektabilitas.
Elektabilitas tokoh-tokoh tersebut rata-rata hanya dibawah 10 %. Meskipun sejumlah nama-nama tersebut adalah kepala daerah dan mantan kepala daerah di Maluku, namun elektabilitasnya tak signifikan.
Sudah tiga kali LSI Denny JA melakukan survei pemetaan pemilih di Maluku. Pada November 2021 dan Agustus 2022, survei menemukan bahwa MI masih menempati peringkat pertama elektabilitas dari semua tokoh yang diuji.
Namun dari dua tahun lalu, MI bukanlah petahana yang kokoh dukungannya. Karena sejak 2021 elektabilitasnya sudah dibawah 25 %. Pada November 2021, elektabilitas MI hanya sebesar 21.4 %, dan pada Agustus 2022, elektabilitasnya sebesar 22.5 %.
Dan kini pada Juli 2023, elektabilitas MI hanya sebesar 18.4 %. Elektabilitasnya terlihat stagnan dan cenderung turun. Harusnya sebagai petahana, idealnya elektabilitas MI diatas 50%.
Sementara JAR sebagai penantang kuat MI saat ini, menunjukan tren elektabilitas yang positif. Pada November 2021, elektabilitasnya hanya sebesar 5.2 %, kemudian naik menjadi 10.2 % pada Agustus 2022, dan naik signifikan menjadi 18.7 % pada Juli 2023.
Petahana Wagub Barnabas Orno justru menunjukan tren yang negatif. Pada November 2021 elektabilitasnya di posisi kedua dengan angka sebesar 14.1 %, kemudian turun menjadi 10.9 % pada Agustus 2022 (masih posisi kedua), dan saat ini turun lagi menjadi 8.9 % pada Juli 2023 (posisi ketiga).
Selain mengenai elektabilitas Cagub, survei LSI Denny JA pada Juli 2023 juga menunjukan bahwa isu ekonomi menjadi isu penting masyarakat Maluku saat ini. Sebesar 63.6 % menyatakan bahwa masalah ekonomi adalah masalah paling penting di Maluku.
Di susul masalah pelayanan masyarakat, pendidikan, dan kesehatan sebesar 13.2 %, dan masalah infrastruktur sebesar 8.9 %. Ada sejumlah masalah lainnya yang juga dianggap penting, namun angkanya dibawah 5 %.
Mereka yang laki-laki maupun perempuan, beragama Islam, Kristen maupun Katolik, ang muda maupun muda, mereka yang berpendidikan tinggi maupun rendah, yang wong cilik hingga yang mapan secara ekonomi, yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga, petani/nelayan, hingga pelajar/mahasiswa, mayoritas menyatakan bahwa masalah ekonomi adalah prioritas di Maluku saat ini.
EMPAT ALASAN
Mengapa petahana Murad Ismail meredup ? LSI Denny JA menemukan bahwa ada 4 (empat) alasan kuat yang menjelaskan rendahnya elektabilitas Murad.
Pertama : Kepuasaan terhadap kinerja Gubernur dan Wakil Gubernur dibawah 50 %. Mereka yang menyatakan puas terhadap kinerja Murad sebagai Gubernur hanya sebesar 40.7 %. Sebaliknya mereka yang menyatakan tak puas atas kinerja Murad sebagai gubernur sebesar 50.3 %.
Kedua, Murad dinilai gagal menjalankan tugasnya sebagai gubernur. Mereka yang menyatakan Murad berhasil sebagai gubernur sebesar 41.8 %, sementara mereka yang menyatakan Murad gagal sebagai gubernur sebesar 48.4 %.
Ketiga, Mayoritas tak ingin Murad menjadi gubernur lagi. Mereka yang menyatakan berkeinginan Murad menjadi gubernur lagi hanya sebesar 20.5 %, sementara mereka yang menyatakan tak menginginkan Murad menjadi gubernur lagi sebesar 53.6 %.
Keempat, Gubernur paling disalahkan atas status Maluku sebagai provinsi termiskin ke-4 (keempat) di Indonesia. Mereka yang tahu bahwa Maluku adalah provinsi termiskin keempat di Indonesia belum mayoritas. Hanya sebesar 35.2 % publik Maluku yang tahu.
Dari mereka yang tahu, sebesar 43.6 % menyalahkan Gubernur sebagai orang paling bertanggung jawab atas status Maluku tersebut. Yang menyalahkan presiden hanya sebesar 14.8 %, dan yang menyalahkan bupati/walikota sebesar 6.4 %
Lalu, mengapa hanya Jeffry yang muncul sebagai penantang yang moncer ? LSI Denny JA menemukan ada 4 alasan yang menjelaskan.
Pertama, Jeffry adalah cagub paling disukai. Meskipun popualritas masih mencapai 60.2 %, dan dibawah tokoh lainnya, namun tingkat kesukaan Jeffry paling tinggi dibanding semua cagub lainnya yaitu sebesar 73.9 %.
Kedua, Jefrry adalah kandidat cagub yang paling banyak terpaan ruang publik (baliho/billboard dan spanduk).
Ketiga, Jefrry adalah kandidat yang paling banyak kampanye dari rumah ke rumah. Survei menunjukan bahwa relawan dan atribut Jefrry paling banyak diterima oleh publik Maluku dibanding kandidat lain.
Keempat, Jefrry paling dominan di media sosial. Pengguna media sosial di Maluku mencapai 54.5 %. Dan Jefrry adalah kandidat yang paling banyak dilihat di media sosial dan paling disukai.
Selain peta elektoral pilgub, LSI Denny JA juga memotret peta pilpres 2024 di Maluku. Hasilnya Prabowo Subianto unggul dibanding Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.
Di Juli 2023, Prabowo memperoleh dukungan sebesar 33.6 %, disusul Anies Baswedan sebesar 30.5 %, dan Ganjar Pranowo sebesar 20.2 %, dan yang belum memutuskan sebesar 15.7 %.
Dua jenderal unggul di Maluku. Pilpres diungguli oleh Prabowo Subianto. Dan Pilgub diungguli oleh Jeffrey Apoly Rahawarin. Pemilu masih 15 bulan lagi, tentunya masih mungkin terjadi dinamika elektabilitas para tokoh. (NP)