Pj Gubmal dan Forkopimda Ikut Peringatan Hari Pahlawan Martha Christina Tiahahu ke-207

oleh -200 views
oleh
Monumen Tugu Martha Christina Tiahahu di kawasan Karangpanjang.

suaramaluku.com – Penjabat (Pj) Gubernur Maluku (Gubmal) Sadali Ie. Pangdam XV Pattimura dan Forkopimda ikut peringatan hari pahlawan nasional asal Maluku, Martha Christina Tiahahu, Kamis (2/1/2025).

Pada peringatan yang ke-207 tahun di monumen patung sang pahlawan perempuan itu di kawasan Karangpanjang Ambon, bertindak sebagai panitia adalah Satuan Polwan Polda Maluku.

Pj Gubmal bertindak sebagai inspektur upacara. Sedangkan komandan upacara yaitu Kompol Levina Pauno, Polwan Polda Maluku yang bertugas di SPN Passo.

Selain dihadiri Pangdam XV Pattimura, Mayjen TNI Putranto Gatot Sri Handoyo, juga hadir Irwasda Polda Maluku Kombes Pol Marthin Luther Hutagaol, Kepala BIN Maluku, para perwira Kodam XV, Polda Maluku, Lantamal IX Ambon, dan Lanud Pattimura.

Juga para pejabat di lingkup Pemprov Maluku, Kejati Maluku, Pengadilan Tinggi Maluku maupun ahli waris Pahlawan Nasional Martha Christina Tiahahu beserta personel TNI dan Polri.

Pj Gubmal Sadali Ie dalam amanatnya atas nama Pemerintah Provinsi Maluku menyampaikan terima kasih atas perjuangan pahlawan nasional asal Maluku, Martha Christina Tiahahu.

“Kami menyampaikan terima kasih atas perjuangan pahlawan kita yang sudah diberikan kepada Maluku yang kita cintai ini,” ujarnya.

Kepada pihak keluarga, Sadali Ie juga menyampaikan kebanggaannya atas perjuangan srikandi Maluku yang akan terus diingat sepanjang masa.

“Dengan momentum peringatan hari Pahlawan Martha Christina Tiahahu ini kami berharap agar dapat dijadikan inspirasi dan motivasi bagi generasi muda Maluku saat ini untuk meningkatkan karya nyata dan inovasinya dalam membangun Maluku yang kita cintai ini dengan jiwa patriotisme,” tuturnya.

SEJARAH SINGKAT

Martha Christina Tiahahu (4 Januari 1800 – 2 Januari 1818) adalah perempuan muda dari Negeri Abubu di Pulau Nusalaut, Maluku Tengah.

Pada usia 17 tahun, ia ikut mengangkat senjata melawan tentara kolonial Belanda. Ayahnya adalah Kapitan Paulus Tiahahu, seorang kapitan dari Negeri Abubu yang membantu Thomas Matulessy dalam Perang Pattimura pada tahun 1817.

Sejak awal perjuangan, ia selalu ikut ambil bagian dan pantang mundur. Dengan rambut panjangnya yang terurai ke belakang serta berikat kepala sehelai kain berang (merah), ia setia mendampingi ayahnya dalam setiap pertempuran, baik di Pulau Nusalaut maupun di Pulau Saparua.

Siang dan malam ia selalu hadir dan ikut dalam pembuatan kubu-kubu pertahanan. Ia juga membangkitkan semangat kaum wanita di sekitarnya agar ikut membantu kaum pria di setiap medan pertempuran.

Dalam pertempuran yang sengit di negeri Ouw – Ullath, sebelah tenggara Pulau Saparua. Ia bersama beberapa pasukan lainnya dikalahkan dan ditangkap oleh pasukan Belanda.

Beberapa dihukum gantung dan yang lainnya diasingkan ke Pulau Jawa. Ayahnya, Paulus Tiahahu divonis hukuman tembak mati. Martha Christina Tiahahu berjuang untuk melepaskan ayahnya dari hukuman mati, tetapi ia tidak berdaya dan meneruskan gerilyanya di hutan, tetapi akhirnya tertangkap dan hendak diasingkan ke Pulau Jawa. Saat itulah ia jatuh sakit, namun ia menolak diobati oleh orang Belanda.

Di kapal perang Eversten, Martha Christina Tiahahu menemui ajalnya dan dengan penghormatan militer jasadnya diluncurkan di Laut Banda tepatnya di antara Pulau Buru dan Pulau Manipa pada tanggal 2 Januari 1818.

Untuk menghargai jasa dan pengorbanannya, Martha Christina Tiahahu dikukuhkan sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional oleh Pemerintah Republik Indonesia. (*/SM-05)

No More Posts Available.

No more pages to load.