IPM Kota Ambon Capai Angka 83,37 dan Pertumbuhan Ekonomi 5,96 Persen

oleh -149 views
oleh

suaramaluku.com – Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Ambon mencapai angka 83,37 (kategori tinggi) dan pertumbuhan ekonomi 5,96 persen atau lebih tinggi dari rata-rata nasional sebesar 5,03 persen, serta inflasi yang relatif terkendali.

Hal itu disampaikan Walikota Ambon, Bodewin M Wattimena di DPRD saat rapat paripurna istimewa dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-450 Kota Ambon.

Rapat paripurna ini dipimpin oleh Ketua DPRD Kota Ambon, Morits Tamalea, berlangsung di ruang rapat paripurna, Sabtu (6/9/25).

Dalam rapat tersebut, Wattimena menegaskan bahwa perayaan HUT ke-450 bukan hanya peristiwa seremonial, melainkan momentum untuk merenungkan perjalanan panjang Kota Ambon sebagai kota yang kuat, tangguh, dan penuh sejarah.

“Usia 4,5 abad yang dianugerahkan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa merupakan sebuah perjalanan yang sangat panjang. Yang tidak hanya melahirkan jejak sejarah, tetapi juga membentuk budaya dan gerak kota serta seluruh warganya sebagai kota yang kuat dan tangguh,” ujarnya.

Pada usianya yang ke-450, lanjut Walikota, Kota Ambon telah menunjukkan capaian positif di berbagai bidang pembangunan.

Diantaranya, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Ambon mencapai angka 83,37 (kategori tinggi), pertumbuhan ekonomi 5,96 persen atau lebih tinggi dari rata-rata nasional sebesar 5,03 persen, serta inflasi yang relatif terkendali.

Meski demikian, ia mengakui masih banyak pekerjaan rumah yang harus segera dituntaskan.

“Di usianya yang ke 450 tahun Kota Ambon telah mengalami banyak kemajuan di berbagai bidang. Namun di sisi lain kita juga harus mengakui bahwa masih banyak pembangunan yang harus kita tuntaskan, harus segera kita lakukan perbaikan,” jelasnya

Wattimena juga memaparkan sejumlah capaian awal dari 17 program prioritas, antara lain penambahan 779 sambungan baru air bersih, penataan 27 ruas parkir, pembentukan 50 Koperasi Merah Putih, fasilitasi 6.583 izin usaha baru melalui sistem online single submission.

Hingga penyediaan layanan publik berbasis digital melalui pembangunan Mall Pelayanan Publik dan peluncuran Call Center 112 sebagai layanan darurat terpadu.

Prestasi membanggakan juga kembali diraih Ambon di kancah internasional, setelah UNESCO Creative City Network menobatkan Ambon sebagai City of Music dengan predikat tertinggi excellence. Pengakuan ini memperkuat posisi Ambon sebagai pusat kreativitas musik dunia.

Perayaan HUT ke-450 Kota Ambon mengusung tema “Bergerak Bersama Par Ambon, Maluku Deng Indonesia Pung Bae”. Tema ini, mengandung makna bahwa kemajuan kota Ambon hanya bisa terwujud bila dikerjakan secara bersama-sama.

“Kota Ambon tidak akan pernah menjadi kota yang maju hanya karena kerja keras satu orang atau kelompok tertentu. Ambon akan lebih baik jika semua bergerak bersama, saling mendukung, membantu, dan bekerja dalam kebersamaan. Kemajuan kota ini adalah tanggung jawab seluruh masyarakat,” tegasnya.

Dengan semangat itu, Pemerintah Kota Ambon optimistis bahwa pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2025–2045 dan RPJMD 2025–2029 akan meletakkan dasar yang kokoh bagi Ambon menuju kota yang maju, aman, nyaman, indah, sehat, dan sejahtera (Manise).

UPULATU DAN PATI

Pada hari yang sama, Walikota Ambon, Bodewin M.Wattimena dan Wakil Wali Kota (Wawali) Ely Toisutta dikukuhkan sebagai Upulatu dan Pati Kota Ambon oleh Ketua Majelis Latupati, Reza Maspaitella, Sabtu (6/9/25) di Pelataran Balai Kota Ambon.

Gelar Kehormatan ini disematkan sebagai pertanda bahwa kedua figur penting ini merupakan masyarakat adat dan mempertahankan tradisi serta melestarikan budaya sebagai orang Maluku.

Wattimena usai dilantik mengungkapkan tugas terpenting dalam menjalankan tugas ini yakni harus memimpin kota ini dengan hati agar warganya hidup damai bersama.

“Upulatu mesti menjadi contoh untuk menjaga persatuan dan kesatuan kota ini. Kami mesti mampu bekerja sama serta menjadi contoh serta teladan bagi seluruh warga masyarakat Ambon,” terangnya.

Ia berharap dalam menjalankan tugasnya bersama Pati, seluruh elemen masyarakat dan pemangku kepentingan di kota ini dapat membantu, berkerja sama dan bergotong royong guna membangun kota ini menjadi lebih baik kedepan.

“Percuma saja majelis Latupati kasih gelar adat ini untuk kami berdua tapi ada warga yang tidak taat perintah dan aturan. Kalau pemimpin salah sampaikan secara baik, kalau teman salah sampaikan dengan baik. Apapun permasalahan kita semua sepakat menyelesaikan secara baik,” pintanya.

Soal permintaan Ketua Majelis Latupati terkait dengan pelestarian hubungan Pela Gandong akan menjadi perhatian pentingnya dalam masa kepemimpinan selama lima tahun kedepan.

“Hubungan Pela dan Gandong yang ketua Latupati titipkan untuk kami, akan kami jaga dan teruskan kembali di kota ini,” tambahnya. (*/SM-05)

No More Posts Available.

No more pages to load.