In Memorium Said Assagaff, Mantan Gubernur Maluku 2014-2019

oleh -369 views
oleh

suaramaluku.com – Informasi meninggalnya mantan Gubernur Maluku periode 2014-2019, Ir Said Assagaff, cepat beredar di platform media sosial.

Almarhum meninggal karena sakit di RSCM Kencana Jakarta, Minggu (30/11/2025). Sehari sebelumnya, Sabtu (29/11/2025), beliau ulang tahun ke-72.

Pa Bib, begitu sapaan akrabnya. Merupakan birokrat yang memulai karier dari bawah. Bahkan beliau mungkin bisa disebut kepala daerah yang mencapa perjalana n dinasnya sebagai ASN dengan “paket lengkap”.

Yaitu pernah jabat Kasubag, Kabag, Kepala Bidang, Kepala Biro, Wakil Ketua Bappeda, Plt Ketua Bappeda, Sekretaris Daerah, Wakil Gubernur hingga puncaknya sebagai Gubernur.

Di sisi lain. Pak Bib juga aktif di organisasi sosial politik dan kemasyarakatan. Beliau pernah menjadi Ketua dan Dewan Pembina DPD Partai Golkar Maluku serta seabrek lainnya.

Terlepas dari kariernya. Figur pemimpin rendah hati dan supel ini, ada punya kisah menarik yang libatkan Beta, rekan wartawan di Jakarta Nevy Hetharia dan Pa Bib di tahun 2016 saat beliau jabat Gubernur. Wktu itu, media MNC Grup bikin penghargaan Kepala Daerah Inovatif 2016.

Kisahnya suatu waktu, Nevy Hetharia mengontak beta. “Nov, coba ale cek hal-hal atau kebijakan Pa Bib, yang bisa dibilang sebagai terobosan atau kreatif inovatif bagi pembangunan daerah?”. Bgitu intinya.

Secara diam-diam, beta kumpulkan info data dan berbagai kebijakan Pa Bib. Lalu kita dua kordinasi dan diarahkan untuk beliau fokus ke kategori Toleransi Beragama, Kebudayaan dan Sosial Kemasyarakatan.

Itu semua awalnya tanpa sepengetahuan Pa Bib. Diantaranya pembangunan gedung berbasis pusat keagamaan yakni Islamic Centre, Christian Centre dan Catolik Centre dan lainnya.

Selain itu, beliau juga berjuang untuk Kota Ambon jadi tuan rumah MTQ/STQ Nasional dan Sidang Raya PGI serta kebijakan lainnya soal keagamaan dan sosial budaya.

Setelah semua data terkumpul dan dikirim ke Jakarta. Beta telepon Pa Bib dan sampaikan bahwa kami daftar beliau dalam penilaian Kepala Daerah Inovatif 2016 yang dilakukan oleh Koran Sindo/MNC Grup kerjasama dengan Kemendagri.

Beliau kaget. Tapi beta jelaskan bahwa kami memang sengaja secara diam-diam. Supaya hindari image KKN yang tidak objektif.

“Oh begitu. Ok dangke Novi. Nanti tolong info hasilnya ya,” ujarnya, waktu itu. Beberapa hari kemudian, dari Jakarta infokan bahwa Pa Bib masuk nominasi utama bersama sejumlah Gubernur, Bupati dan Walikota. Hal ini kami masih diam, tidak infokan ke beliau.

Tak lama kemudian. Nevy kasih kabar. Bahwa Pa Bib terpilih utk kategori Gubernur bersama 5 Gub lainnya dan 22 bupati/walikota. Beta telepon beliau infokan hasilnya, Pa Bib terkejut.

“Oh ya? Dangke banyak Novi dan Nevy. Lalu nanti bagaimana?,” tanyanya. Beta bilang tdk bayar apapun. Nanti pemberitahuan dan undangan resmi dikirim langsung kepada Pa Bib.

Singkat cerita. Undangan ke Pa Bib sampai juga diterima. Pemberian penghargaan berlangsung di Intercontinental Hotel di kawasan Dago Atas, Bandung, oleh Mendagri saat itu Tjahyo Kumolo. Ada juga menteri lain dan Ketua DPD RI yang hadir, termasuk CEO MNC Grup Harry Tanoesudibyo.

Beliau lalu hubungi beta. “Novi ale ikut ke Bandung ya. Nanti lapor ke pak punya sekretaris untuk ale berangkat kesana,. Itu sebagai tanda terima kasih, karena ale dan Nevy yang usul,” katanya.

Akhirnya Pa Bib bisa bangga berdiri dengan 5 Gubernur lainnya. Senyum manis dan raut wajah bangga meliputinya. Itulah kenangan manis beta dan beliau, dari sekian banyak memori kami.

Belum lagi di saat Ambon Maluku dilanda konflik kemanusiaan tahun 1999. Beliau waktu itu masih jabat Kepala Biro Pembangunan Pemprov Maluku. Kami selalu berada bersamanya di Kantor Gubernur, dengan Gubernur Saleh Latuconsina, Wagub S. Akyuwen dan Paula Renyaan serta Kabiro Humas Izaac Saimima dan lainnya.

Penulis juga pernah dibohongi stafnya tentang pembayaran kerjasama publikasi kegiatan Pemprov Maluku. Pa Bib lah yang mengatasinya secara elegan dan kebapakan. Beliau memanggil Sekda, Kabiro Humas dan Bendahara, dipertemukan dengan beta. Ujungnya, semua klir. Yang mengejutkan, beliau ambil uang pribadinya dan bayar kekurangan kepada media kami.

“Beta bayar Novi dong uang kekurangan ya. Kamorang (kalian) ganti segera. Keterlaluan dan banyak alasan tidak masuk akal. Parlente (bohong) bendahara nih. Pak Sekda dan Kabiro, copot dia dari bendahara,” katanya, tegas.

Kini, beliau telah tiada. Kami kehilangan sosok orang baik. Selamat jalan Pa Bib. Tenanglah disana. Tuhan menyertaimu. (novi pinontoan)

No More Posts Available.

No more pages to load.