suaramaluku.com – Nasib apes dialami tim dayung Maluku yang sukses di PON XX Papua saat tiba di Bandara Pattimura Ambon sekitar pukul 09.30 WIT, Rabu (13/10/2021).
Rombongan atlet, pelatih, teknisi yang berjumlah 19 orang tersebut harus mengalami perasaan kecewa, lantaran saat keluar dari ruangan pengambilan barang di bandara, mereka bingung karena tidak ada jemputan dari orang KONI atau Pemprov Maluku. Bahkan bis angkutan pun belum ada yang datang.
Dalam video yang diterima media ini dan diunggah pedayung putri peraih medali emas pertama untuk kontingen Maluku, Chelsea Corputty, rombongan dayung itu terlihat dengan barang dan peralatan mereka yang ditumpuk di lantai, sambil para atlet pelatih dan teknisi bercanda dengan nasib mereka.
“Adooo kasihan e. Masing-masing pulang naik ojek jua kapa. Su lelah, su lapar lai,” ujar suara dalam video tersebut.
Ketua Pengprov PODSI Maluku, Anos Yeremias yang dihubungi media ini, mengaku sangat menyesalkan dan kecewa atas kondisi yang dialami rombongan tim dayung Maluku ini.
“Rombongan dayung dari Makassar pagi dengan pesawat Garuda. Mereka sama-sama dengan beta di Makassar. Tapi beta berangkat belakangan dengan pesawat Sriwijaya. Karena beta beli tiket sendiri, tidak diurus KONI Maluku. Ada selisih satu jam lebih antara Garuda dan Sriwijaya. Tapi beta kaget, saat mendarat dan buka HP, ada pesan dan video masuk dari atlet bahwa mereka belum ada jemputan dan tidak tahu mau kemana?,” beber Anos, yang juga anggota DPRD Maluku ini.
Menurutnya, ada sekitar 1 jam lebih kemudian rombongan dayung itu dijemput tiga bis milik Pemprov Maluku yang dikelola Panca Karya. Tidak ada penjemput dari KONI atau Pemprov, hanya tiga sopir yang bawa bis tersebit.
Rombongan dayung lantas diarahkan ke Wisma Haji di kawasan Waiheru untuk pemeriksaan kesehatan mereka terkait Covid 19.
Namun apa yang terjadi? “Petugas satgas Covid di Wisma Haji kaget kedatangan rombongan tim dayung. Mereka bilang belum ada kordinasi dan pemberitahuan. Rombongan bingung, sudah lapar juga. Beta yang baru tiba langsung telepon pak Far Far di Pemprov, lalu beliau kordinasi dengan Plh Sekda. Beta lantas diminta untuk arahkan personil tim dayung karantina mandiri di rumah masing’masing saja,” tutur Anos, sedih campur kecewa.
Ia menambahkan, karena rombongan sudah lapar. Kemudian ada nasi kotak yang dibawakan untuk mereka makan, entah dari siapa? Tapi tanpa air mineral. Dirinya lantas beri uang untuk anggota tim pergi beli tiga karton air mineral.
Dari kejadian ini. Anos mengakui kecewa dan menyesalkan. Pasalnya, cabor dayung sukses sumbangkan 3 emas, 2 perak dan 1 perunggu untuk keharuman nama Maluku di arena PON, kok mendapatkan perlakuan seperti begini. Bagaimana nanti cabang lain yang belum berprestasi?
“Bung bayangkan. Beta yang ketua PODSI Maluku, tiba belakangan selisih satu jam lebih, bisa ketemu rombongan dayung di Wisma Haji. Beta sendiri yang urus mereka sejak di Papua, transit Makassar hingga di Ambon. Padahal beta tidak diurus KONI Maluku, beta urus diri sendiri dan rangkap urus tim dayung. Padahal untuk PON itu tugas Satgas KONI,” kesalnya. (SM-05)