Gentiani Nanere dan Obsesi Destinasi Wisata Perahu di Sekitar JMP

oleh -6,204 views
oleh

OBSESI DESTINASI WISATA

Setelah JMP berfungsi dan jadi ikon baru Kota Ambon. Genti melihat peluang objek wisata menarik di bawah jembatan tersebut. Termasuk keberadaan Negeri Galala dengan ciri khas kuliner nya yang sudah terkenal.

Suatu ketika. Saat melintasi JMP dari Bandara Pattimura ke pusat kota. Ia sempat berhenti dan melihat-lihat suasana dibawah jembatan. Dirinya pun teringat kenangan masa kecil yang indah menyeberangi teluk dengan perahu layar atau semang dari Galala ke Poka.

“Impian saya ingin bangkitkan aktifitas dulu, caranya selain wisata alam di Teluk Dalam Ambon sekitar JMP. Kita tahu kuliner Galala yang terkenal, seperti ikan asar, kohu kohu, waji dan lainnya, juga bisa kreatif dengan musik seperti ukulele, trompet, suling. Nah saya punya ide kenapa tidak jadikan lokasi itu sebagai lokasi wisata kota yang baru?,” ujarnya.

Dari pengalamannya berada di San Francisco, Amerika Serikat, dimana terletak ikon kota tersebut yakni jembatan “Golden Gate” yang juga melintas di laut Teluk San Francisco, California, ia melihat lokasi itu jadi destinasi wisata terkenal, juga dijadikan taman bermain dan tempat berolahraga.

“Lalu mengapa di JMP Ambon tidak bisa? Keindahan teluk dan sunset nya bisa dijual ke wisatawan. Kalau kita kerja serius, punya ide, inovatif dan kreatif, semuanya bisa diwujudkan. Toh sumber daya alam nya sudah ada. Tinggal dipoles, ditata dan pendekatan ke masyarakat untuk mengubah pola pikir,” jelasya.

Guna mewujudkan obsesinya itu. Genti beberapa kali turun ke lokasi memantau aktifitas di bawah sekitar JMP dan pesisir pantai Galala. Menemui para tukang perahu semang yang masih tersisa, sekaligus mendata mereka serta berkordinasi dengan pimpinan Pemerintah Negeri Galala, ibu Jemima M. Joris dan stafnya.

“Observasi dan pendekatan di lapangan sudah. Saya dan beberapa rekan, dibantu pak Hengky Sopacua (mantan Kadis Pariwisata Ambon), kami temui langsung tukang perahu yang masih ada. Saya juga telah berkordinasi dengan pemerintah Negeri Galala. Mereka merespon dengan antusias dan juga berpikir gagasan yang sama,” ucapnya.

Selanjutnya, menurut Genti, pihaknya di tahap awal akan operasikan sekitar 10 sampai 20 perahu semang. Para tukang perahu nantinya diberikan pengetahuan dasar berbahasa Inggris, perahunya di cat warna warni, dihiasi, dan disediakan pelampung untuk keselamatan.

No More Posts Available.

No more pages to load.