suaramaluku.com – Dalam waktu dekat ini, kepemimpinan atau masa jabatan Rektor Universitas Kristen Indonesia Maluku (UKIM) Maluku Ambon periode 2021-2025 akan berakhir.
Informasi media ini dari sumber internal, prosesi Rektor UKIM baru sudah dimulai oleh panitia yaitu memproses pemilihan para bakal calon yang bersedia, pada Sabtu 20 September 2025.
Saat itu, ada empat nama yang bersedia jadi bakal calon rektor. Mereka adalah Dr Simon Pieter Soegijono SE MSi, Prof Rahel Iwamony PhD, Dr M.P. Pentury MSi dan Dr. Steve G. Gaspersz.
Hasilnya, dari data yang diterima ada tiga orang yang memenuhi suara terbanyak sebagai calon rektor yakni Dr Simon Pieter Soegijono, Dr M.P. Pentury MSi dan Dr. Steve G. Gaspersz.
Rinciannya yaitu Dr Simon Pieter Soegijono peroleh 10 suara, Dr M.P. Pentury MSi juga 10 suara dan Dr. Steve G. Gaspersz 7 suara. Sedangkan Prof Rahel Iwamony PhD hanya meraih 5 suara.
Rektor UKIM saat ini Dr Henky Herson Hetharia MTh tidak maju lagi untuk masa jabatan periode kedua.
Nah, bila dicermati dari tiga calon rektor tersebut, dua orang yaitu Dr Simon Pieter Soegijono dan Dr M.P. Pentury MSi berlatar pendidikan non teologi. Sedangkan Dr. Steve G. Gaspersz berasal dari Fakultas Teologi.
Dr Simon Pieter Soegijono merupakan dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (Febis) UKIM serta Dr M.P. Pentury dari Fakultas Kesehatan UKIM.
Artinya, apakah saatnya suksesi di lembaga pendidikan tinggi swasta dengan moto “Bertumbuh di dalam dan oleh Iman, Pengetahuan dan Kasih” (2 Petrus 1: 5-7) itu menuju perubahan latar belakang kepemimpinan?
Pasalnya, dengan sosok tiga calon tersebut, mungkinkah Rektor UKIM periode 2025-2029 nanti dijabat oleh figur non pendidikan teologi?
Pertanyaan itu menarik diungkapkan, karena sejak UKIM berdiri pada 1985 hingga saat ini sudah berusia 40 tahun, mayoritas Rektor nya berasal dari pendidikan teologi (Dulu Sekolah Tinggi Teologi atau STT GPM sebagai cikal bakal berdirinya UKIM).
Selama 40 tahun berdiri, hanya dua figur Rektor UKIM yang bukan berpendidikan teologi. Yaitu Ir M.K.J. Norimarna Ph.D (1994 – 1998 dan 1998 – 2002) serta Prof Dr G. Louhenapessy (2002 – 2006). Itu pun keduanya adalah akademisi dari Unpatti.
Kini, setelah UKIM telah berkembang hingga memiliki 7 Fakultas dan Program Pasca Sarjana, maka tidak bisa “menutup mata” untuk adanya perubahan pola pikir kepemimpinan harus oleh sosok berlatar belakang pendidikan teologi semata.
Tentunya bukan bermakna meninggalkan fakta sejarah pendirian UKIM awalnya dari STT GPM. Namun dalam perkembangannya, berbagai fakultas juga telah melahirkan figur-figur berkualitas dalam bidangnya masing-masing, terutama di era kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) terkini.
Perjalanan sejarah kepemimpinan UKIM, selain dua orang figur dari Unpatti. Semuanya berasal latar belakang pendidikan teologi.
Seperti Rektor UKIM pertama adalah Pdt Dr. A. Rajawane, yang memimpin dari tahun 1985 – 1989 dan 1989 – 1993.
Kemudian Pdt A.M.L Batlajery Ph.D periode 2006 – 2012. Pdt Dr C. A. Alyona MTh periode 2013 – 2017. Pdt Dr Jafet Damamain periode 2017 – 2021 serta rektor saat ini, Pdt Dr Hengky Herson Hetharia MTh periode 2021 – 2025.
Catatan ini bukan hendak menilai kualitas kepemimpinan, namun hanyalah respon atas suksesi UKIM untuk periode lima tahun ke depan. Mengacu pada hasil penyaringan bakal calon rektor tersebut serta visi dalam menghadapi tantangan dan menggapai harapan ke depan.
Tentunya siapapun yang terpilih nanti, ditentukan oleh civitas akademika UKIM sendiri, yang dalam hal ini diwakili oleh pemilik suara yaitu Senat Universitas, Yayasan Perguruan Tinggi Gereja Protestan Maluku (YAPERTI GPM) dan BPH Sinode GPM. (SM-05)