Saudara-saudaraku yang kekasih, dalam keadaan apa pun, kita harus mempersiapkan seluruh hidup untuk menyambut Natal Kristus melalui masa-masa kudus di Adventus Natal.
Adventus sebagai masa penantian kedatangan TUHAN (Adventus Domini) merupakan masa yang penting bagi orang Kristen guna membentuk karakter kristiani yang luhur sebagai respons syukur atas karya damai sejahtera Allah melalui kelahiran Yesus Kristus Juruselamat dunia (bd. Yoh. 3:16).
Kami yakin bahwa gereja mengemban misi damai sejahtera itu supaya gereja menjadi bermakna bagi kemanusiaan dan keutuhan ciptaan Allah. Artinya gereja terpanggil dan diutus melaksanakan pembaruan yang melaluinya gereja turut membarui dirinya.
Sadar akan hal itu kami meminta saudara-saudara supaya jangan berhenti berdoa, sebab gereja yang dibarui dan membarui adalah gereja yang menaklukkan dirinya di bawah otoritas Firman TUHAN dan kuasa Rohul Kudus.
Itulah gereja yang rendah hati, yang bersedia melaksanakan rencana damai sejahtera Allah yang dipercayakan kepadanya dengan penyerahan diri secara total pada kehendak Allah. Gereja yang rendah hati tidak mempertentangkan logika dengan iman, melainkan menumbuhkan iman dengan mengubah dirinya di hadapan realitas kehendak Allah.
Di situlah kita belajar dari Yusuf yang membarui imannya dengan menyerahkan diri bagi rencana damai sejahtera Allah (Mat. 1:18-25). Kerendahan hati Yusuf membuat dia meruntuhkan egoisme diri dan rasa malu sehingga ia dapat mendengar suara TUHAN dan melaksanakannya dengan setia.
Ia mengobati pergolakan bathinnya dengan menjadikan kepentingan publik sebagai prioritas sebab itu adalah prioritas Allah melalui kehamilan Maria, tunangannya itu.
Ia menempatkan dirinya secara tepat dalam karya keselamatan dari Allah dan membatalkan niat melarikan diri dan melangkah menuju kehidupan Maria dan mengambilnya menjadi istrinya.
Kerendahan hati membuat Yusuf melepaskan egoisme patriakhal atau hal-hal yang identik dengan kekuasaan, sebab kuasa di dalam Yesus, Anak Allah itu jauh lebih utama, sebagai kuasa yang menghidupkan dan menyelamatkan umat manusia dari dosa (Mat. 1:21). Kerendahan hati membentuk kesetiaan penuh untuk melaksanakan kehendak Allah yang baik bagi dunia dan manusia.