suaramaluku.com – Dalam rangka menyongsong Perayaan 205 tahun perjuangan pahlawan nasional Thomas Matulessy alias Kapitan Pattimura pada 15 Mei 2022, maka dijadwalkan digelar Musyawarah Besar (Mubes) Keluarga Matulessy dan Napak Tilas Jejaknya di Ambon.
Sesuai dengan undangan dari panitia yang diterima media ini, pembukaan Mubes tersebut dilaksanakan bertempat di Audiotorium Unpatti di kawasan Poka, Kamis (12/5/2022) pukul 08.30 WIT hingga 16.00 WIT.
Didalam undangan panitia Mubes yang ditandangani oleh Harry Matulessy (ketua) dan Treesye Matulessy (sekretaris), dijelaskan kegiatan itu melibatkan anak cucu Kapitan Pattimura dari semua negeri yang ada marga Matulessy nya.
Selain itu, untuk menyongsong Hari Pattimura ke-205 tahun atau peringati wafatnya Thomas Matulessy di Ambon.
Ada empat tokoh dari keluarga besar Matulessy dari beberapa negeri yang turut mengundang dalam undangan, yakni Gustaf Evert Matulessy SH MH, Pdt Emil Matulessy, Semuel Matulessy SH MH dan Thomas Matulessy S.Sos.
Dalam agenda acara pembukaan, selain sambutan sesepuh keluarga besar Matulessy, juga sambutan Gubernur Maluku atau yang mewakili serta arahan Wakil Menteri Hukum dan HAM RI yang sekaligus peluncuran buku Sejarah Asal Usul Pahlawan Nasional Thomas Matulessy atau Kapitan Pattimura.
Menurut Semuel Matulessy, tujuan dari kegiatan itu adalah meluruskan sejarah asal usul keluarga besar Matulessy dan sejarah pahlawan nasional Kapitan Pattimura berdasarkan data dan fakta yang masih ada terpelihara dalam keluarga Matulessy.
Selain itu, menyatukan dan mempererat hubungan tali persaudaraan keluarga besar Matulesdy anak cucu Kapitan Pattimura.
“Menentang atau melawan ketidakadilan dan ketidakbenaran sejarah yang sengaja atau tidak sengaja dibuat untuk mengaburkan data dan fakta sejarah keluarga Mstulessy,” jelas Semuel.
Sementara itu, Thomas Matulessy S.Sos secara terpisah mengatakan, Mubes dan Napak Tilas Jejak Pattimura tersebut melibatkan marga atau fam Matulessy dari 9 negeri di Pulau Saparua dan Ambon.
“Kami data ada fam Matulessy di sembilan negero atau desa. Yaitu di Haria, Hulaliu, Itawaka, Ullath, Tuhaha, Noloth, kota Saparua, Siri Sori Sarani dan Waai,” ujar penulis buku “Thomas Matulessy Kapitang Pattimura, Anak Negeri Hulaliu” tersebut.
Sesuai agenda acara setelah Mubes, selanjutnya kegiatan napak tilas jejak Thomas Matulessy pada hari Jumat (13/5/2022) ke Negeri Hulaliu, Haria, Kota Saparua, Itawaka, Ullath, Benteng Duurstede, dan Gunung Saniri Saparua.
Sebagai catatan Hari Pattimura 15 Mei 2022 yang ke-205 ini, bukanlah hari ulang tahun (HUT) Thomas Matulessy. Namun 15 Mei 1817 itu adalah hari Kapitan Pattimura dan kawan-kawan melakukan penyerangan terhadap kolonial Belanda di Saparua dengan merebut Benteng Duurstede.
Dia kemudian tertangkap dan dieksekusi mati pada 16 Desember 1817, Pattimura bersama Anthony Reebhok, Philip Latumahina, dan Said Parintah digantung depan Benteng Nieuw Victoria di Ambon.
Pasalnya, Thomas Matulessy alias Kapitan Pattimura dalam catatan sejarah lahir pada 8 Juni 1783. (NP)