Indonesia vs Argentina, Memori Tommy Latuperissa dkk Dilabrak Maradona dkk 0-5

oleh -1,456 views
oleh
Tommy Latuperissa saat main di tim Galatama, Niac Mitra serta moment ketika Diego Maradona membuat pertahanan Indonesia kocar kacir. -dok-

suaramaluku.com – Pertandingan FIFA Match Day yang dinantikan antara timnas senior Indonesia melawan Argentina akan berlangsung di stadion utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta pada Senin (19/6/2023). Kick off dijadwalkan pukul 19.00 WIB.

Sang juara Piala Dunia 2022 di Qatar itu, datang ke Jakarta tanpa tiga pemain seniornya yaitu mega bintang Lionel Messi, Angel Di Maria dan Nicolas Otamendi.

Namun demikian, pelatih timnas Argentina Lionel Scaloni membawa 14 pemain skuad juara Piala Dunia 2022 lalu dari total 24 pemain yang dibawa Tim Tango ke Jakarta,

Beberapa diantara skuad Piala Dunia itu adalah kiper Emiliano Martinez, Enzo Fernandez, Rodrigo De Paul, Julian Alvarez, Nicolas Tagliafico, Marcos Acuna, Leandro Paredes, Giovani Lo Celso, Alejandro Garnacho dan lainnya.

Sementara itu, kubu Indonesia yang dilatih coach Shin Tae-yong akan diperkuat beberapa pemain naturalisasi senior dan bintang muda seperti Stefano Lilipaly, Asnawi Mangkualam, Marc Klok, Marselino Ferdinan, Pratama Arhan, Elkan Baggot, Ricky Kambuaya, Rahmat Irianto, Rizky Ridho, Jordi Amat, Shayne Pattinama, Witan Sulaiman, Saddi Ramdani dan lainnya.

Pertemuan timnas Indonesia vs Argentina di level senior ini baru pertama kalinya. Sehingga belum ada rekor head to head. Peringkat FIFA kedua tim bagai langit dan bumi. Argentina kini duduki peringkat 1 dunia, sedangkan Indonesia di posisi 149 dunia.

LAWAN MARADONA DKK

Meski di level senior tim Garuda Merah Putih belum pernah ketemu Argentina. Namun di level yunior Indonesia sudah merasakan hebatnya skuad Albiceleste, sehingga alami kekalahan telak 0-5.

Hal itu terjadi pada Kejuaraan Dunia Yunior 1979 di Tokyo Jepang. Kini berubah jadi Piala Dunia U-20. Tim Garuda muda waktu itu masuk Grup B yang berisikan negara-negara kuat sepakbola yaitu Argentina, Polandia, dan Yugoslavia.

Argentina yang dilatih pelatih legendaris Luis Cesar Menotti waktu itu, menurunkan pemain-pemain muda berbakat yang kemudian menjadi mega bintang dunia legendaris yakni Diego Armando Maradona, Ramon Diaz, Gabriel Calderon dan lainnya.

Sedangkan skuad Indonesia yang dilatih Sutjipto Suntoro ada 18 orang diantaranya Endang Tirtana, Tommy Latupetissa, David Sulaksmono, Pepen Rubianto, Bambang Sunarto, Arief Hidayat, Didik Darmadi, Nus Lengkoan, Mundati Karya, Subangkit, Fachrizal, Eddy Sudarnoto, Bambang Irianto, Imam Murtanto, Memed Permadi, Budhi Tanoto, Sjamsul Suryono dan Bambang Nurdiansyah.

Tim Indonesia dalam tiga pertandingan Grup B event dunia itu dicukur lawan-lawannya. Skor lawan Argentina 0-5 (tiga gol oleh Ramon Diaz dan dua gol dari Msradona). Ketemu Polandia kalah 0-6 dan dilibas oleh Yugoslavia 0-5.

Tentang kemampuan Diego Maradona, sang bintang muda Argentina saat itu, ada cerita lucu yang belakangan diungkap oleh penyerang Indonesia di even itu, Bambang Nurdiansyah tentang kisah pemain bek berdarah Maluku yang besar di Medan, Tommy Latuperissa (eks pemain PSMS, Arema dan Niac Mitra).

“Ya bersyukurlah kita cuma kalah 0-5. Tapi jangan salah, yang mengalahkan kami itu akhirnya juara,” ucap Bambang Nurdiansyah kepada Skor.id di Lapangan Aldiron, Sabtu (11/7/2020).

Soal Maradona, Bambang mengakui bahwa kualitas El Pibe de Oro (Anak Emas), julukan Maradona, memang di atas rata-rata. Di akhir turnamen pun Maradona sukses menyabet gelar pemain terbaik Piala Dunia Yunior 1979.

“Kalau Maradona skill-nya di atas rata-rata. Mundari Karya (gelandang Indonesia) yang menjaga Maradona. Kalau Mundari lewat di posisi belakang ada bek kita tinggi besar, Tommy Latuperissa,” kata Banur, sapaannya.

“Ada bola tanggung yang datang ke Maradona, Tommy bilang pengin ambil bola sekalian orangnya biar tidak menyulitkan, artinya apapun dilakukan untuk menghentikan Maradona. Tapi dua-duanya enggak kena, bola lepas dan Maradona sudah lompat entah ke mana,” Banur melanjutkan.

Seperti diketahui, usai sukses di level yunior jadikan Argentina juara dunia 1979 tersebut. Maradona kemudian membawa timnas senior Argentina juara Piala Dunia 1986 dan juga runner up 1990.

Mantan pemain Boca Juniors, Barcelona, Napoli dan Sevilla itu meninggal dunia pada 25 November 2020. Maradona masuk dalam kategori pemain legendaris terbaik abad ini bersama Pele, Frans Beckenbauer, Johan Cruiff dan beberapa lainnya. (nopin)

 

No More Posts Available.

No more pages to load.