suaramaluku.com – Mantan petinju amatir legendaris kelas menengah ringan dan kelas menengah profesional Indonesia, Polly Pesireron (66 tahun), telah meninggal dunia karena sakit, Jumat malam (14/7/2023).
Informasi meninggalnya Polly disampaikan oleh eks petinju nasional Bara Gomies (anak dari petinju legendaris Indonesia, Wiem Gomies) kepada media ini, Sabtu (15/7/2023).
“Om Poly Pesireron meninggal dunia hari Jumat pukul 23.00 WIB di rumahnya di Lenteng Agung karena sakit,” ujar Bara, melalui pesan whatsapp nya.
Polly Pesireron diketahui sudah lama mengidap sakit gula (diabetes). Jari kakinya bahkan sudah diamputasi. Jenasah almarhum disemayamlan di Rumah Duka YLCC, Jalan Kamboja, Kota Depok.
Semasa hidupnya menjadi atlet, petinju asal Negeri Kamariang, Seram Bagian Barat, Maluku ini punya seabrek prestasi. Bahkan era 1978 hingga 1981 bisa disebut dia lah raja tinju amatir kelas menengah ringan Indonesia.
Prestasi Polly boleh dibilang cepat melejit di tinju amatir nasional. Setelah juara di Kejurda Tinju Maluku akhir 1970 an. Ia kemudian tampil pada Sarung Tinju Emas (STE) 1978 di Padang. Ia merebut medali perak usai kalah dari lawan beratnya Seppi Karubaba (Papua).
Setelah itu, Polly mampu kuasai kelas menengah ringan nasional, dengan menjuarai Kejurnas 1979 di Ambon dan lainnya, pada tahun 1980 dan 1981 Polly perkuat timnas Indonesia di kejuaraan internasional President Cup dan meraih medali perunggu.
Ia kemudian meraih medali emas di arena PON 1981 Jakarta untuk Maluku. Juga pernah berlatih bersama tim tinju Indonesia di Rumania dan ikut SEA Games 1981 di Manila dengan hasilnya medali perunggu.
Sesudah itu, Polly bersama rekannya Ellyas Pical hijrah ke tinju profesional di kelas menengah dan tak lama sukses merebut gelar juara Indonesia.
Di tinju pro, Polly menjadi raja kelas menengah selama beberapa tahun lamanya, bahkan tiga kali gelarnya terlepas bukan karena kalah bertarung tapi kelebihan berat badan. Namun tiga kali pula dia mampu merebutnya lagi.
Polly terakhir merebut gelar juara Indonesia kelas menengah melalui KO ronde pertama atas Guritno dari Jember di Bengkulu, 19 Juli 1986.
Kariernya makin meroket, dia satu-satunya yang bisa mencetak rekor dua kali merebut sabuk juara kelas menengah OPBF (Asia dan Pasifik).
Pertama kali, Polly mengalahkan juara OPBF Kyung-Min Nah (Korea Selatan) dengan KO pada ronde ketiga di Stadion Teladan Medan, 5 Oktober 1985.
Yang kedua, Polly mengalahkan juara OPBF yang merupakan rekannya dari Indonesia asal Inra Boxing Camp Surabaya, Suwarno dengan angka 12 ronde di Stadion 10 Nopember Surabaya, 1 Juni 1987.
Polly kemudian menantang juara dunia tinju kelas menengah super versi WBA. Sayangnya, ia kalah di ronde kelima dari juara bertahan Chong-Pal Park di Indoor Gymnasium, Chonju, Korea Selatan, 1 Maret 1988. Setelah itu, ia pensiun dari dunia tinju.
Selamat jalan sang legenda, Polly Pesireron. Jasa dan pengabdianmu untuk Maluku dan Indonesia tetap dikenang dalam catatan sejarah. Tenanglah dalam kedamaian abadi. (novi pinontoan)