Sebelumnya putra Maluku hanya mentok di jenderal bintang tiga atau Letjen semisal Letjen TNI Pur Leo Lopulisa, Letjen TNI Pur Suaidy Marasabessy, Laksdya TNI Stany Fofid dan lainnya serta terkini Letjen TNI Jeffry A. Rahawarin.
Kini, setelah Joko Widodo (Jokowi) menjabat Presiden RI di periode kedua. Juga terdapat putra Maluku yang besar di kawasan Manggadua Ambon yaitu Prof Dr Edward Omar Sharif Hiariej sebagai Wakil Menteri Hukum dan HAM. Ia sebelumnya adalah guru besar ilmu hukum UGM.
Selain Prof Hiariej, di pemerintahan Jokowi juga ada nama Bahlil Lahadila. Ia lahir di Pulau Banda, Maluku Tengah. Kemudian selesaikan pendidikan SD dan SMP nya di Seram Timur, Maluku. Kemudian melanjutkan studi SMA dan kuliah di Jayapura. Di Papua lah karier politik dan bisnis Bahlil melejit.
Bahlil saat ini menjabat sebagai Menteri Investasi Indonesia merangkap Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal di Kabinet Indonesia Maju Jilid II pimpinan Presiden Joko Widodo dan Wapres Ma’ruf Amin. Bahlil dilantik menjadi Menteri Investasi Indonesia pada 28 April 2021.
Pak MI juga lupa. Bahwa dirinya sendiri juga pernah menempati posisi strategis di pusat pemerintahan yakni sebagai Komandan Korps Brimob Mabes Polri. Selain dirinya, kini juga ada Irjen Pol Martinus Hukom sebagai Kepala Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri.
Sebelumnya, juga ada Marsekal Muda (Marsda) Adrian Wattimena yang menjadi Komandan Pasukan Khas (Paskhas) TNI AU serta Letjen TNI Mar Nono Sampono sebagai Komandan Paspampres dan Komandan Korps Marinir TNI AL.
Jadi, dari sejarah, data dan fakta-fakta tersebut. Penjelasan MI belum lama ini bahwa orang Maluku sudah sejak 1965 hingga 2021, tidak ada di kabinet. Merupakan suatu informasi yang keliru. Kalau tidak mau dibilang menyesatkan atau hoax, berita bohong.
Mestinya para pimpinan OPD di jajaran Pemprov Maluku, jangan membiarkan terus gubernur omong yang salah, keliru, tidak benar. Namun harusnya berikan masukan dan bila perlu koreksi kepada MI. Jangan ABS saja. Sehingga sering terjadi seperti “the trouble maker”. DPRD sebagai wakil rakyat juga jangan “momou” dong.
Semoga dengan catatan kritik ini. Pak MI menyadari kekeliruannya. Supaya ke depan jangan asal bunyi dan ucapan ngelantur. Sebab dampaknya luas. Bisa bikin bodoh generasi muda dan aspek lainnya.
Akhirnya, selamat Hari Pahlawan. JAS MERAH untuk MI dan semuanya. Salam sehat dan cerdas. (novi pinontoan)