suaramaluku.com – Lubang besar akibat proyek drainase bawah tanah oleh Dinas PUPR Maluku yang gagal di jalan Diponegoro kawasan Urimesing, tepatnya di depan Kantor Klasis Kota Ambon akhirnya makan korban jiwa.
Kejadiannya pada Rabu tengah malam (15/3/2023) saat lampu penerangan jalan padam, seorang pengendara motor yang diketahui bernama Adit “Haria” Persulesy ketika melintas terperosok ke dalam lubang itu dan terjatuh dari sepeda motornya.
Korban yang terjatuh diduga kepalanya terkena benturan keras dengan pembatas trotoar atau aspal jalan. Pasalnya, korban tidak sadarkan diri dan mengalami luka perdarahan dari kepala dan telinganya cukup banyak.
Wartawan media ini yang tempat tinggalnya dekat lokasi kejadian, sempat melihat korban yang tergeletak di jalan akhirnya dievakuasi beberapa warga sekitar dan pengendara motor dan mobil, untuk diantar ke RS Bhakti Rahayu dalam keadaan tak sadarkan diri.
Informasi yang diterima, “Haria” yang sehari-hari sebagai tukang ojek di Urimesing kemudian dirujuk ke RSUD dr Haulussy untuk mendapatkan perawatan lebih intensif.
Namun sayangnya, kondisi “Haria” terus menurun dan tidak tertolong sehingga meninggal dunia di RSUD Haulussy pada Jumat pagi (17/3/2023).
Jenasah korban oleh para kerabat dan saudaranya dilaporkan langsung dibawa pulang ke kampungnya di Haria Pulau Saparua, Maluku Tengah.
Untuk diketahui, lubang “maut” TKP jatuhnya korban, merupakan bekas galian proyek drainase kota bawah tanah oleh Dinas PUPR Maluku beberapa tahun lalu. Lubang itu dari tahun ke tahun terus menurun dan dalam. Namun tidak pernah dihiraukan pihak PUPR sebagai pemilik proyek gagal tersebut.
Banyak pengendara terutama sepeda motor yang sudah terperosok bahkan terjatuh. Sepeda motornya rusak, juga alami luka-luka dan kini makan korban jiwa.
Sementara itu, warga dan rekan-rekan korban pada Jumat siang, langsung ambil inisiatif dengan menutup lubang maut itu dengan semen untuk menutup permukaan nya di jalan raya tepat di sekitar Kantor Klasis GPM Kota Ambon.
Warga menyesalkan sikap cuek Dinas PUPR Maluku, yang meninggalkan lubang bekas galian pada proyek gagal itu. Ada beberapa lubang yang berbahaya mulai dari sekitar RRI Ambon, dekat Korem hingga di depan Kantor Klasis GPM Kota Ambon. (SM-05)