Selain Leimena, tokoh-tokoh besar yang lahir dan sekolah di Ambon adalah Prof Dr Gerrit A. Siwabessy yang menjadi Menteri Kesehatan dua periode di era Presiden Soeharto. Dari Leimena dan Siwabessy inilah muncul ide dan program kesehatan masyarakat yang kini dikenal sebagai Puskesmas dan asuransi kesehatan (Askes) atau kini BPJS.
Nama Siwabessy kemudian diabadikan sebagai nama reaktor nuklir Indonesia. Sedangkan nama Johanes Leimena diabadikan pada RSU Pusat di Ambon dan monumen berupa patung di kawasan Poka.
Sosok ini bernama Jacob Bernadus (JB) Sitanala merupakan dokter ahli kelahiran Ambon. Tercatat menamatkan dokter tahun 1912. Memiliki dedikasi tinggi sebagai pelopor pemberantasan kusta. Ia mendapat tugas terhormat melanjutkan studi di Amerika yang langka bagi orang pribumi di masa itu. Juga melanjutkan penelitian khusus penyakit kusta hingga ke Eropa seperti Belanda dan Hamburg (1922-1923), dan Universitas Berlin (1924-1925).
Atas dedikasi yang tinggi, Pemerintah Hindia Belanda anugerahkan Sitanala bintang kehormatan dengan gelar Ridder KL.I Koninklijke Wassaorde tahun 1939. Berdasarkan SK Menteri Kesehatan tahun 1978, nama J.B. Sitanala diabadikan sebagai nama Rumah Sakit Kusta di kota Tangerang, Banten serta nama jalan di kota Ambon.
Tokoh lain yang bersekolah di kota Ambon adalah Mr Johanes Latuharhary, pahlawan perintis kemetdekaan yang juga salah satu konseptor UUD 1945 dan pencetus gagasan pemakaian kata Gubernur dalam sistem pemerintahan daerah Indonesia.
Latuharhary adalah Gubernur Maluku pertama tahun 1950. Nama Latuharhary kemudian diabadikan sebagai nama jalan utama di Jakarta Pusat.
Tokoh berikutnya adalah Alexander Yacob Patty (AY Patty). Tokoh ini merupakan perintis dan perjuangan kemerdekaan Indonesia ini. Namanya kemudian diabadikan pada jalan utama di pusat kota Ambon.
Lalu figur lainnya yaitu Muhamad Padang. Ia merupakan pahlawan pejuang perintis kemerdekaan yang mulai berjuang di kota Ambon hingga ke Pulau Jawa. Padang merupakan politisi rekan perjuangan Latuharhary di Jawa. Ia kemudian diangkat menjadi Gubernur Maluku yang ketiga.
Selain tokoh-tokoh diatas. Jauh sebelumnya saat Indonesia Merdeka, banyak figur besar yang pernah berada di kota Ambon sebelum berkarier di Jawa dan sukses bahkan juga pernah menjabat menteri dalam kabinet.
Dua tokoh itu adalah Ir Martinus Putuhena dan Melkianus Agustinus Pelupessy. Putuhena menjabat Menteri Pekerjaan Umum (PU) RI pada Kabinet Syahrir I Ii III periode November 1945 hingga Juni 1947.
Putuhena adalah Menteri PU RI ke 2 dan orang Maluku pertama yang lulusan Sekolah Teknik Bandung (kini ITB Bandung). Nama Ir M. Putuhena kemudian diabadikan pada nama jalan raya di kawasan Poka.
Sedangkan Melkianus Agustinus Pelupessy adalah Menteri Penerangan RI ke 7 dan Menteri Kehakiman (ad interim) di era Kabinet Natsir periode September 1950 sampai April 1951. Juga diangkat sebagai Menteri Negara pada Kabinet Sukirman – Suwiryo tahun 1951 hingga 1952.
Pelupessy juga dikenal sebagai salah satu perancang lambang negara Garuda Indonesia bersama Muhammad Yamin (ketua), Ki Hadjar Dewantara, Mohammad Natsir, dan Poerbatjaraka. Dalam rancangan tersebut, jumlah ekor Garuda awalnya berjumlah 7, M.A. Pelupessy mengusulkan agar jumlahnya menjadi 8 yaitu simbolisasi dari bulan Agustus, bulan kemerdekaan.
Selanjutnya ada Prof Dr Alex Retraubun. Guru besar Fakultas Perikanan Unpatti ini, pernah menjadi Wakil Menteri Kelautan dan Perikanan RI di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Kemudian Prof Dr Edward Omar Syarif Hiariej. Anak kawasan Manggadua Ambon ini kini menjabat sebagai Wakil Menteri Hukum dan HAM RI. Sebelumnya Hiariej adalah guru besar FH UGM.
Masih banyak sekali tokoh yang lahir dan besar atau pernah pendidikan dan awal berkarier di kota Ambon, namun tidak bisa disebutkan semuanya.
Diantaranya yaitu Dr Ir Saleh Latuconsina. Ia adalah Gubernur Maluku periode 1998 – 2003. Latuconsina meraih gelar S2 dan S3 nya di Prancis serta Alexander Litaay (Mantan Sekjen PDIP, Anggota DPR RI dan Dubes RI di Kroasia) dan Samuel Samson (Mantan Sekjen PKPI dan Dubes RI di Serbia).
Figur lain yaitu Febry Calvin Tetelepta. Ia kini adalah Deputi I Kepala Staf Presiden (KSP). Febry adalah merupakan alumni UKIM Ambon dan pernah jadi fungsionaris PKPI.
Tokoh dari akademisi juga adalah Prof Dr Thomy Pentury. Ia kini menjabat Dirjen Bimas Kristen Protestan Kemenag RI. Sebelumnya mantan Rektor Unpatti Ambon.