suaramaluku.com – Harapan mantan “ratu” atletik Indonesia bahkan Asia Tenggara asal Maluku di nomor lari jarak pendek (sprint), Irene Truitje Joseph untuk rekor nasional (Rekornas) 100 meter putri miliknya bisa dipecahkan di arena PON XX 2021 Papua, tidak terwujud.
Hal itu gagal terjadi setelah usai final nomor bergengsi 100 meter putri pada cabor atletik di Stadion Atletik Mimika, kabupaten Timika Papua, Rabu (6/10/2021).
Rekornas nomor lari 100 meter putri milik Irene Joseph tercipta pada multi even SEA Games 1999 di Brunei Darusalam. Saat itu, Irene meraih medali emas usai kalahkan pesaingnya dari Filipina dan Thailand dengan catatan waktu 11.56 detik.
Dengan demikian, Rekornas tersebut sudah bertahan selama 22 tahun hingga selesainya final 100 meter putri PON XX 2021 Papua.
“Beta sebenarnya menaruh harapan besar untuk Alvin Tehupeiory bisa pecahkan Rekornas di PON Papua ini. Karena Rekornas 200 meter dia sudah pecahkan di Kejurnas 2019. Sayangnya, Alvin gagal di final. Yah mungkin ada kendala faktor non teknis. Beta kurang tahu pasti,” jelas Irene Joseph saat dihubungi media ini, Kamis (7/10/2021).
Menurutnya, Alvin harus jaga kondisi kebugaran, endurance, timing start, konsentrasi dan fokus penuh. Jangan pernah meremehkan lawan, percaya diri boleh asal tetap rendah hati. Juga antisipasi faktor non teknis seperti cedera, sakit atau salah makan.
“Yah semua sudah terjadi. Alvin finis urutan keempat. Kelihatan Alvin tak maksimal. Peak nya menurun dibanding Kejurnas dan di Olimpiade. Di 100 meter itu, faktor non teknis sangat pengaruh. Tidak konsen, kondisi drop, cedera sedikit saja dan kurang fokus saat start, kita pasti tercecer. Faktor X dan keberuntungan sering terjadi dan itu pernah beta alami,” ungkap Irene, peraih medali emas 100, 200 dan 400 meter untuk Maluku di PON 2000 Surabaya ini.
Ia berharap tim pelatih dan ofisial terutama petugas terapi kontingen atletik Maluku, dapat memperhatikan dan menangani kondisi Alvin dengan cepat dan tepat. Sehingga dia dapat pulih untuk tampil di nomor 200 dan 400 meter gawang.
“Beta sangat harap faktor non teknis atau faktor X yang bikin Alvin gagal raih emas 100 meter dapat diantisipasi. Semoga Alvin bisa pulih semangat dan bangkit berikan emas di nomor 200 dan 400 meter untuk Maluku. Itu harapan beta. Mari kita dukung dan doa buat Alvin,” tutur Irene, yang pernah tampil di nomor 100 meter putri Olimpiade 2000 Sidney Australia.
Nona asal Kairatu, Seram Bagian Barat ini juga sebenarnya adalah pemegang rekor 100 meter PON yaitu dengan waktu 11.73 detik. “Sepertinya waktu penyisihan sprinter Jawa Barat yang raih emas sudah pecahkan rekor PON beta. Hanya waktunya cukup jauh dari Rekornas,” ujar Irene yang tampil pertama di PON 1996 Jakarta dan raih medali emas 200 meter..
Keinginan Irene Joseph melihat Rekornasnya pecah di PON XX Papua ini, pupus sudah. Pasalnya sprinter Jawa Barat yang kalahkan Alvin juga waktunya belum bisa melewati waktu terbaik Irene.
Untuk diketahui, di final nomor bergengsi atletik 100 meter putri. Sprinter andalan Maluku Alvin Tehupeiory yang baru pulang dari Olimpiade Tokyo, hanya menempati urutan keempat di garis finis.
Di babak final yang berlangsung di Timika, Alvin Tehupeiory mencatatkan waktu 12,08 detik. Jauh dari catatan terbaiknya 11.64 detik di Kejurnas 2019 maupun waktu di Olimpiade Tokyo yakni 11.89 detik.
Sementara itu, medali emas untuk nomor 100 meter putri PON Papua ini diraih dua sprinter Jawa Barat, Tyas Nurtiningsih dengan catatan waktu 11,79 detik dan medali perak disabet Erna Nuryanti dengan waktu 11,90 detik serta pelari Bengkulu Hasruni finish di posisi ketiga denga waktu 11,95 detik. (novi pinontoan)