Sementara itu, profesor ke 12 pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Prof. Dr. Ir. Johannes M. S. Tetelepta, M.Si dengan pidato berjudul “Menuju Pengelolaan Perikanan Terukur dalam Kaitannya Dengan Lumbung Ikan Nasional Berkelanjutan”.
Tetelepta mengatakan, sumber daya Ikan Maluku memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan yang tersebar pada WPP 714, 715, dan 718. Akan tetapi perlu diingat bahwa WPP tersebut bukan seluruhnya milik Propinsi Maluku tetapi share sumberdaya dengan beberapa wilayah lain di Indonesia.
Pengelolaan dan pemanfaatannya harus dilakukan secara kolaboratif dengan wilayah-wilayah yang bersinggungan dengan ketiga WPP tersebut. Hasil kajian Komnas Kajiskan KPP tahun 2016 menyimpulkan bahwa sebagian besar potensi dan tingkat pemanfaatan SDI di ketiga wilayah WPP NRI (714,715,718) sudah ada pada tingkat tereksploitasi penuh.
Beberapa hasil penelitian menunjukan terjadinya penuruanan CPUE SDI tertentu. Pengelolaan yang keliru bisa menyebabkan kondisi SDI menjadi lebih tangkap. Perikanan Tangkap Terukur sebagai turunan dari pendekatan Harvest Control Rules jika dilakukan dengan seksama dengan memadukan pendekatan system lingkungan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan bisa menjamin tiga tujuan yang ingin dicapai dari LIN.
Sedangkan Prof Dr. J. R. Pattiruhu, SE M.Si yang merupakan guru besar ke 5 pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis pidatonya berjudul “Reaksi Pasar Modal Terhadap Eksistensi Perusahan Industeri Manufaktur Pada Masa Pandemi Covid – 19 Di Indonesia”.
Pattiruhu mengatakan, tujuan dari topik yang diangkat untuk mengeksplorasi bagaimana reaksi Pasar Modal menanggapi pandemic Covid – 19 yang berdampak pada perusahan industri manufacturing di Indonesia.